Senin 17 September 2018
GAMBARAN BERLEBIHAN MEMPERTEGAS TUJUAN
Markus 10:17-27
Pada masa Yesus mengajar berkeliling dari kota-kota, Dia berhadapan langsung dengan masyarakat Yahudi yang mempunyai pemahaman yang berbeda mengenai “hidup yang kekal”. Masyarakat yang percaya berpendapat untuk memperoleh hidup yang kekal haruslah melakukan syarat-syarat tertentu seperti mentaati hukum taurat. Sedangkan yang tidak percaya cenderung masa bodoh. Mereka tidak menghubungkan ketaatan kepada hukum taurat dengan hidup yang kekal. Kita mengenal kelompok saduki yang melakukan hukum taurat adalah upaya untuk merebut status terhormat. Tidaklah mengherankan bila kelompok Saduki ini mendominasi Mahkamah Agama Yahudi. Pemuda kaya yang datang kepada Yesus untuk bertanya syarat yang perlu dipenuhi untuk memperoleh hidup yang kekal tentu saja bukan berasal dari kelompk Saduki. Dia percaya akan hidup yang kekal dan merasa telah memenuhi syarat untuk memperoleh hidup yang kekal, karena dia telah mentaati perintah Allah sejak muda belia.
Hanya saja ternyata kekayaannyalah yang menjadi kendala utama baginya untuk memperoleh hidup yang kekal. Padahal banyak orang beriman berkeyakinan bahwa kekayaan merupakan tanda bagi seorang hidup diberkati dan dikenang Allah. Tetapi pendapat ini secara tegas dipatahkan oleh Yesus melalui kasus ini. Yesus menjelaskan justru kekayaan dapat berpotensi menjadi penghalang untuk memperoleh hidup yang kekal. Dalam hal ini Yesus bukanlah anti kekayaan. Sebab bukan kekayaan itu yang salah tetapi sikap kepada kekayaan itulah yang sering salah. Pemuda ini menempatkan kekayaannya lebih berharga dari hidup yang kekal.
Yesus berkata “lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah.” Yesus memberi gambaran yang berlebihan untuk mempertegas tujuan-Nya. Agar pendengarnya menempatkan kekayaan tidak lebih penting dari hidup yang kekal. Tuhan Yesus tidak bermaksud untuk melarang umat-Nya memperoleh kekayaan. Karena hidup dengan kekayaan yang melimpah tetap bisa menempatkan hidup kekal lebih penting dari kekayaannya. (MT)