Sabtu 15 September 2018
DIMULAI DARI HAL TERKECIL
Lukas 16:10-13
Seorang pendaki bisa mencapai puncak gunung diawali oleh pijakan pertama. Seorang pelari mampu mencapai garis finis dan menjadi juara juga bermula dari langkah awal yang baik. Segala sesuatu yang besar bermula dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu.
Dalam perumpamaan tentang biji sesawi Tuhan Yesus berkata, ”Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” (Matius 13:32). Karena itu jangan pernah meremehkan perkara-perkara kecil yang tampaknya sederhana.
Untuk menjadi besar kita harus bersedia memulai sesuatu dari perkara yang kecil. Perkara yang kecil bermula dari apa yang ada pada kita saat ini. Apa yang kita miliki adalah permulaan dari segala sesuatu yang akan kita miliki di masa yang akan datang: pekerjaan atau profesi yang kita jalani, pelayanan yang dipercayakan kepada kita, talenta, harta yang kita miliki dan lain-lain. Mari kita kerjakan dengan setia apa pun yang dikaruniakan Tuhan bagi kita, supaya pada saatnya, perkara-perkara besar atau hal-hal yang tidak terpikirkan, akan disediakan-Nya bagi kita. (Baca 1 Korintus 2:9).
Yesus juga memulai pelayanan-Nya dari bawah. Karena kesetiaan dan ketaatan-Nya pada Bapa dari hal-hal kecil, akhirnya Yesus menjadi yang terbesar dan ”…Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,” (Filipi 2:9). Yusuf, sebelum menjadi the second man di Mesir, terlebih dulu setia dan tekun melakukan perkara-perkara kecil, sehingga pada saatnya ia beroleh kepercayaan terhadap hal-hal yang besar. Apa pun yang Tuhan percayakan kepada kita, mari kita kerjakan dengan setia, karena ini adalah permulaan dari perkara-perkara besar. (YR)