Kamis 13 September 2018
GIAT DI LADANG TUHAN
Lukas 10:1-12
Tuhan memanggil setiap orang percaya untuk bekerja di ladang-Nya, dan dunia ini adalah ladang yang Ia percayakan untuk digarap. Tidaklah cukup orang percaya hanya tampak rajin beribadah ke gereja saja; kita harus lebih dari itu, yaitu punya hati yang terbeban untuk mendukung pekerjaan Tuhan dan terlibat di dalamnya. Kita harus memiliki roh yang menyala-nyala untuk melayani Tuhan, bukan hanya puas menjadi jemaat yang pasif tanpa melakukan apa-apa. (Baca Roma 12:11).
Selagi ada waktu dan kesempatan kita harus melayani Tuhan dengan sekuat tenaga, bekerja bagi Dia tanpa kenal lelah. Mengapa? Karena Tuhan Yesus sendiri telah memberikan sebuah teladan bagaimana Ia bekerja dan melayani. Seluruh keberadaan hidup-Nya dipersembahkan untuk mengerjakan tugas Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib. Tuhan Yesus memperingatkan, ”Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” (Yohanes 6:27). Mengingat sedikit waktu lagi kedatangan Tuhan yang kedua kali akan tiba, maka sisa waktu yang ada hendaknya kita pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk bekerja bagi Tuhan.
Tuaian di luar sana begitu banyak, tetapi sayang pekerja sangat sedikit alias tidak sebanding. Kita tidak mungkin hanya mengandalkan para pendeta atau fulltimer yang bekerja, karena sebesar apa pun energi yang mereka keluarkan tidak akan mencukupi. “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.” Yohanes 9:4. (YR)