Senin 10 September 2018
BERTAHAN DAN TETAP SETIA
Yeremia 25:1-14
Melayani pekerjaan Tuhan tak bisa dianggap enteng, karena itu kita tak bisa mengandalkan kekuatan sendiri. Ada banyak pekerja di ladang Tuhan yang semangatnya dalam melayani mulai kendor karena tidak tahan dengan tekanan, ujian, dan berbagai rintangan yang ada. Ada pula yang mogok dan memilih untuk mundur dari pelayanan karena merasa gagal: sudah melayani Tuhan bertahun-tahun tapi respons dari jemaat yang dilayani sangatlah kurang, sehingga tak banyak jiwa yang dimenangkan.
Jangan pernah mundur dari pelayanan! (2 Timotius 4:2). Yeremia menghadapi tantangan yang tak mudah dalam pelayanannya. Dua puluh tiga tahun lamanya melayani jiwa-jiwa dan menjadi penyambung lidah Tuhan: memberitakan kebenaran dan menyerukan pertobatan, namun respons orang-orang yang dilayani sungguh sangat mengecewakan. ”…TUHAN terus-menerus mengutus kepadamu semua hamba-Nya, yakni nabi-nabi, tetapi kamu tidak mau mendengarkan dan memperhatikannya.” (Yeremia 25:4). Nasihat dan teguran Yeremia dianggap sebagai angin lalu. Meski demikian Yeremia tak kecewa apalagi menyerah pada keadaan, ia tetap tekun dan setia pada panggilan-Nya. (Roma 12:11).
Kuantitas orang yang dilayani atau kemegahan gedung gereja bukanlah ukuran keberhasilan seorang pelayan Tuhan. Yang Tuhan perhatikan ketekunan, kesetiaan, kesungguhan dan motivasi dalam mengerjakan panggilan-Nya. Menurut pandangan manusia Yeremia mungkin dianggap gagal. Apa pun keadaannya, seorang hamba Tuhan haruslah tetap setia menyampaikan kebenaran Firman Tuhan, sebab cepat atau lambat, Firman-Nya pasti akan digenapi. Karena terus mengeraskan hati dan mengabaikan teguran, bangsa Israel harus menuai akibatnya: Tuhan bertindak atas mereka (Yeremia 25:8-11). (YR)