Minggu 09 September 2018
JENIS PENYAKIT BARU; ACUH DAN TAK BERGAIRAH
Zefanya 2:1-3
“Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh,” Zefanya 2:1
Hari-hari ini ‘penyakit’ suam-suam kuku dan acuh tak acuh terhadap perkara-perkara rohani menyerang banyak orang. Yang menjadi salah satu faktor penyebabnya adalah tekanan ekonomi. Tidak bisa dipungkiri, tingginya biaya kebutuhan hidup membuat banyak orang dihantui rasa kuatir. Keadaan ini tidak hanya melanda orang-orang dunia tapi juga dialami oleh banyak anak Tuhan, padahal Firman Tuhan tak henti-hentinya mengingatkan, ”Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” (Matius 6:25). Kenyataannya kekuatiran timbul dalam hati dan pikiran kita. Hal ini tak ubahnya benih yang ditaburkan di tengah semak duri. (Matius 13:22).
Rasa kuatir akan kebutuhan hidup membuat kita tidak lagi punya gairah dan kerinduan mencari Tuhan. Hal ini juga dialami bangsa Israel sehingga Tuhan harus menegur mereka dengan keras melalui nabi Zefanya. Bangsa Israel cuek dan bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal rohani. Mereka tidak lagi bergairah mencari Tuhan, perkara-perkara rohani mereka kesampingkan. Banyak orang hari ini pun sama, disibukkan dengan pekerjaan yang menyita hampir seluruh waktu. Dari pagi sampai malam yang ada di pikiran hanyalah bagaimana mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Seminar-seminar kiat jitu menjadi kaya mendadak, menjadi miliarder tanpa modal dan sebagainya diserbu orang. Sementara untuk bersekutu dengan Tuhan dan mencari wajah-Nya sama sekali tidak punya gairah dan semangat sedikit pun. Akhirnya semua ibadah kita hanyalah sebatas rutinitas belaka. Sampai kapan ini akan terjadi? Mari, selagi ada waktu dan kesempatan milikilah kesungguhan mencari Tuhan, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Roma 12:11. (YR)