Minggu 02 September 2018
TIDAK BERBUAH : PASTI DIPOTONG
Lukas 6:43-45
Ukuran keberhasilan seorang petani dapat dilihat dari hasil panenan dan kualitasnya. Saat menuai hasil inilah jerih lelah seorang petani serasa telah terbayar lunas. ”Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.” (2 Timotius 2:6). Begitu pula dengan kehidupan kekristenan, seseorang yang dapat dikatakan ’dewasa’ rohani bukan dilihat dari seberapa lama ia mengikut Tuhan atau seberapa aktif terlibat dalam pelayanan, tapi melalui buah-buah yang dihasilkan dalam praktek hidupnya. Oleh karena itu ”…hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:8).
Tuhan sangat menghendaki kita menjadi orang Kristen yang bertumbuh dan berbuah. Bertumbuh dan berbuah adalah tanda adanya kehidupan. Untuk dapat bertumbuh dan berbuah, hal mendasar yang harus kita lakukan adalah menyiapkan tanah hati kita untuk ditaburi benih Firman Tuhan (Roma 10:17). Jadi respons hati kita terhadap Firman Tuhan akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan rohani kita. (Yakobus 1:21). Bagaimana keadaan hati Saudara: seperti tanah yang keras, berbatu-batu, penuh semak duri atau tanah yang baik?
Alkitab menyatakan bahwa benih ”…yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah … (Markus 4:20). Dan ”…setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. …Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” (Matius 7:17-19). Menjadi pelaku Firman adalah bukti nyata bahwa kehidupan orang Kristen benar-benar menghasilkan buah. “Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik,” Matius 3:10. (YR)