Sabtu 28 Juli 2018
SEMAKIN INDAH
Mazmur 133:1-3; Yohanes 17:20-26
Bila pemazmur mempuitisasi indahnya kerukunan maka Tuhan Yesus mendoakannya, kalau pemazmur memaparkannya melalui karya sastra maka Yesus mendoakannya mendahului karyanya dalam fakta nyata. Baik pemazmur juga Tuhan Yesus mengharapkan terciptanya peradaban manusia yang semakin indah. Pemazmur menggambarkan peradaban yang semakin indah itu bagaikan minyak urapan yang dicurahkan ke kepala Harum dalam pengurapannya saat ditakbiskan menjadi imam besar. Pengurapan semakin indah saat Harun melaksanakan tugas keimamannya itu secara baik, benar dan bertanggung jawab. Keindahannya bukan pada lelehan minyak urapan melainkan pada karya Allah melalui imam Harun saat melakukan pelayanan imamat. Berbeda dengan doa Yesus bahwa keindahan itu sudah tercermin dalam doanya.
Dalam Yohanes 17 adalah doa Yesus. Diawali dari pribadi dilanjutkan doa untuk murid-muridnya dan diakhiri dengan doa-Nya untuk semua orang yang percaya akan pemberitaan Injil. Dimulai dengan doa untuk keutuhan diri-Nya dilanjutkan dengan kesatuan murid-murid dan diakhiri dengan kesatuan dan kerukunan orang percaya. Kesatuan yang didoakan Yesus bukanlah kesatuan organisasi tetapi kesatuan iman hidup dalam kasih Kristus. Ketika Yesus mendoakan “supaya mereka semua menjadi satu tidaklah kesatuan yang terjadi secara otomatis” kesatuan yang didoakan oleh Yesus adalah kesatuan yang rukun dengan tindakan yang “terus menerus satu”.
Terus menerus dibangun agar semakin satu. Kesatuan yang kesinambungan. Kesatuan yang bukan hanya indah dalam kerukunan tetapi kesatuan yang rukun semakin indah. Kesatuan yang bukan sekedar pertemuan rohani yang dangkal. Yang didoakan Yesus adalah kesatuan hati, tujuan, pikiran dan pengabdian kepada Kristus.