Senin 23 Juli 2018
MENGENAL KEKRISTENAN
Filipi 2:1-18
Tentu saja bahwa ceritera tentang sebuah patung es karya seorang pematung kayu ini bukanlah fakta tetapi hanyalah fiktif semata. Dikisahkanlah pada suatu saat patung ini berjalan menuju lautan. Setelah menyusuri pantai, tiba tepat dipinggir lautan nan luas, sang patung es bertanya kepada lautan luas “siapakah engkau ini?” Sang lautan menjawab “masuklah ke dalam air segera engkau tahu siapakah aku sesungguhnya”. Patung es menjawab “jelaskan saja biar cepat aku mengetahui dan mengenalmu”. Lautpun tetap pada keputusannya dan berkata “Aku tak punya banyak kosa kata untuk menjelaskan siapakah diriku masuk sajalah!” Lalu sang patung masuk ke dalam laut. Secara berlahan tapi pasti patung es mencair dan bentuknya pun semakin mengecil. Hingga bongkahan es kecil terakhir berteriak “Sekarang aku mengerti bahwa kau dan aku, kita adalah air”. Patung es itu dapat mengetahui dan mengenal laut dan diri sendiri setelah dia masuk dan mencair hingga menyatu dengan laut, ternyata mereka sama yaitu air.
Tidak sedikit orang bertanya “apa dan bagaimana kekristenan itu?” sehebat apapun atau secanggih apapun saudara menjelaskannya sangat terbatas kemampuan untuk menjelaskannya. Yang dapat kita lakukan adalah memotivasi dan mengajak mereka masuk. Setelah masuk dan menyatu dengan komunitas atau ke dalam kehidupan berjemaat baru mereka dapat mengatakan : “Sekarang saya sudah mengetahui dan mengenal kekristenan dengan baik”. Menjelaskan kekristenan itu, atau memahami kekristenan itu melalui penjelasan orang lain tidak selalu objektif. Lebih baik saudara masuk saja, dan mengajak orang lain masuk maka kita mengerti secara bersama.