Senin 16 Juli 2018
SELALU SIAP DIUBAHKAN
Keluaran 3:1-22
Musa adalah teladan bagi umat Allah yang selalu siap diubahkan agar tetap berguna bagi Allah. Dia yang selalu siap diubahkan betul-betul selalu siap menghadapi situasi yang berubah secara ekstrim. Kehidupan serba nyaman di istana Firaun, tiba-tiba saja harus ditinggalkan, menjadi pelarian di padang gurun. Seorang putra mahkota mendadak menjadi gembala domba. Situasi yang berubah secara ekstrim itu dapat disikapi dengan kemauan untuk berubah. Lagi pula Allah mengijinkan perubahan itu dalam rangka mengubah kehidupan Musa. 40 tahun sebagai pengembara dan penggembala domba di Midian tentu saja telah memberi dampak yang cukup besar dalam hidup Musa. Cara memandang dirinya, kemampuan dan kedewasaannya tentu sudah banyak berubah. Pengalaman hidup memberi konstribusi besar untuk melembutkan hatinya. “Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya lebih dari setiap manusia yang diatas muka bumi” (Bilangan 12:3). Sesungguhnya Musa terlahir dengan hati yang sama dengan manusia pada umumnya. Tetapi kemauan untuk terus diubahkan oleh tangan Allah dan berbagai pengalaman telah membentuknya menjadi seorang yang yang lembut hatinya. Musa selalu memandang situasinya dengan cara yang baru memudahkannya mengubah diri dan hatinya semakin baik. Ketika Musa melihat belukar yang menyala, dia pun menghampirinya. Hal itu adalah pengalaman spiritual yang menakjubkannya karena bertemu dengan Allah. Dari situ pula Musa diutus untuk memimpin umat Israel keluar dari Mesir. Segera dia melupakan pengalaman pahit dikhianati bangsanya. Sakit hati segera berubah menjadi hati penuh kasih kepada bangsanya.
Menerima tugas menjadi utusan Allah menjadikannya setia seumur hidup. Dia selalu siap berkorban untuk tujuan yang besar. Karena bagi Musa berguna bagi Allah jauh lebih penting dari kedudukan dan kenyamanan.