Jumat 13 Juli 2018
TEKUNLAH BERDOA
Lukas 18:1-8
Kesukaran adalah bagian yang nyata dalam hidup. Dalam menghadapi kesukaran setiap orang menghadapi dengan cara yang berbeda. Dalam kenyataannya sebagian jatuh berantakan, tetapi sebagian tetap tegar. Dalam hal ini bukan ditentukan oleh sifat lemah atau sifat kuat seseorang. Tetapi sangat berkaitan dengan respon dan pola pikir seseorang terhadap kesukaran dan dirinya sendiri. Pada umumnya dalam keadaan lemah, kekuatan menjadi sirna begitu saja. Tetapi dalam 2 Korintus 2:10, rasul Paulus menyatakan bahwa kelemahan kita adalah peluang untuk mengalami kekuatan yang bersumber dari Allah.
Pengarang Robbie Kushner menyatakan bila kemalangan terjadi adalah keliru, bertanya “mengapa?”. Yang betul adalah bertanya “apakah yang harus saya lakukan sekarang?” coba kita simak tindakan yang dilakukan seorang perempuan janda dalam perumpamaan Yesus memotivasi umat-Nya agar tekun berdoa. Dalam hal ini Yesus mengajarkan salah satu sikap dalam menghadapi kesukaran adalah tekun berdoa. Yesus menjelaskan bahwa ternyata banyak doa yang tak terkabul karena terlalu cepat berhenti dan terlalu mudah menyerah. Mungkin saja saudara sama dengan saya, sudah sekian lama mendoakan sesuatu tetapi belum terkabul. Tidak perlu menjadi lemah apalagi berhenti. Tetaplah tekun, tetaplah bersukacita, karena semakin banyak waktu yang berlalu, berarti semakin dekat waktu doamu dikabulkan.
Karena sesungguhnya semakin banyak waktu yang berlalu yang terisi dengan tekun berdoa, adalah pengantar yang mendekatkan saudara kepada sasaran. Justru ketekunan dan kesabaranlah membuat saudara kuat. Sering terjadi bahwa pengabulan doa secara kilat membuat orang-orang Kristen tetap lemah. Tekun berdoa dan bertahan dalam iman merupakan kebutuhan untuk membentuk menjadi kuat.