Minggu 29 April 2019
MEMBERI KOREKSI (Matius 16:13-28)
Pada ayat 16-17, Petrus memperoleh inspirasi dari Allah membuat suatu pengakuan akan ke-Mesias-an Yesus. Yesus pun meresponnya dengan menyatakan di atas pengakuan Petrus inilah Dia akan membangun gereja-Nya. Dalam hal ini Allah memakai Petrus menjadi saluran kehendak-Nya.
Tetapi segera setelah itu Petrus dengan cepat menjadi saluran musuh atau iblis yang berusaha menggagalkan rencana-Nya. Di satu saat menjadi suara Allah tetapi segera menjadi suara bagi musuh. Jadi ada motif ganda dan saling bertentangan dalam jiwa Petrus yang membutuhkan pemberesan. “Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia katanya “Tuhan kiranya Allah menjauhkan hal itu, hal itu sekali-kali tidak akan menimpa Engkau” (Matius 16:22). Suatu tindakan yang sangat tidak pantas dan kurang etis dari seorang murid kepada gurunya. Apalagi Gurunya adalah yang belum lama diakuinya sebagai Mesias. Cara menegornya adalah sebuah kritik kasar bermotif mengoreksi. Petrus bagaikan sepotong kayu yang kasar yang perlu digergaji, diketam, diamplas, dihaluskan dan dipelitur. Tidak salah bila kita memberi koreksi kepada seseorang pemimpin termasuk kepada pendeta. Tetapi pastikan dulu bahwa koreksi saudara itu benar, tepat, perlu dan bergunakah? Jangan-jangan saudara mengoreksi hanya sekedar melampiaskan kemarahan dan mengokohkan prinsip saudara yang saudara anggap benar. Saya harap saudara tak pernah bersalah karena mengoreksi dan membentak pendeta secara kasar. Tetapi bila terjadi tenang sajalah Petrus sudah mendahului saudara. Tetapi kepada Petrus Yesus menghardik “Enyahlah iblis!”. Engkau menegorku dalam rangka mempertahankan prinsipmu, bukan menyuarakan kehendak Allah. Siapkah kita mendapat respon tegas dari pendeta saudara sekeras itu?. Petrus siap dan berusaha memperbaiki kesalahannya. Bahkan dalam Lukas 22:31 dijelaskan bahwa Simon siap ditampi untuk membuang sekam yang mengotori dirinya. Iblis menampi Petrus atas ijin Allah, tetapi Yesus mendoakan Petrus agar penampian itu tidak membuang Petrus tetapi hanya membuang kotoran yang mengganggu pertumbuhan Petrus.
Tentu saja tidak mau menyamakan Yesus dengan para pendeta. Karena Yesus sudah sempurna. Tetapi bila kita melihat kelemahan para hamba Tuhan sebaiknya kita jadikan tantangan untuk mendoakan dan mendukungnya. Biar bagaimanapun mereka telah menginvestasikan hidupnya secara utuh kepada Allah. Dan ingat mereka tak henti-hentinya berdoa untuk kemajuan saudara. Kalaupun saudara harus mengoreksi seperti Petrus, saudara pun harus siap terkoreksi pula supaya hati saudara semakin bersih.
- M1 – Menerima : Terima firman Allah sebagai kisah nyata dan kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Bagaimana Petrus mengoreksi Yesus? Dan bagaimana sikapnya saat dihardik?
- M3 – Melakukan : Siap terkoreksi saar mengoreksi.
- M4 – Membagikan : Sharingkan pengalaman saudara dikoreksi firman Allah