Jumat 27 April 2018
TERLALU BANYAK USUL
Markus 9:2-13
Dalam sebuah acara yang bersifat masal seperti konfrensi, seminar atau katakanlah rapat paripurna memberi usul cukup popular. Memberi usul biasanya dilakukan oleh orang-orang yang cukup vocal. Dan tidak sedikit orang yang terkatrol naik atau tenar karena suka memberi usul. Orang yang memberi usul biasanya juga diartikan bukti keterlibatan seseorang dalam satu komunitas. Tetapi tentu bukan hanya sekedar memberi usul, harus juga memberi esesnsi usul yang diberikan. Lebih baik lagi bila usulnya berkualitas karena usulnya dapat menyumbangkan kemajuan komunitas. Ada kalanya pemberi usul, menjadi kurang disukai walaupun usulnya berkualitas karena terlalu banyak memberi usul. Terlalu banyak memberi usul memang cukup menyebalkan. Selain dia pergi, dia lagi terkesan tidak memberi kesempatan kepada orang lain. Biasanya orang yang terlampau banyak memberi usul, kurang memberi respon yang baik terhadap usul orang lain. Sama halnya dengan orang yang terlalu banyak bicara biasanya lemah dalam hal mendengarkan orang lain.
Petrus termasuk murid Yesus yang cukup mengganggu murid-murid Yesus lainnya karena terlalu banyak memberi usul. Dia selalu berusaha mencari-cari sesuatu untuk diusulkan bahkan ketika tidak ada sesuatu pun yang patut untuk diusulkan. Pada peristiwa Yesus dimuliakan di atas gunung disaksikan oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes mereka menyaksikan Yesus berbicara dengan nabi Musa dan Elia mereka meresponnya secara berbeda. Saat Yakobus dan Yohanes diam seribu bahasa karena sangat terpesona menyaksikan peristiwa menakjubkan itu Petrus justru ingin cepat-cepat memberikan usul. Petrus memberi usul tanpa pertimbangan yang matang. “Petrus memberi usul berdasarkan ketakutan yang tidak perlu justru saat tidak ada bahan atau pendapat yang jelas untuk diusulkan”.
Padahal tujuan Yesus melalui peristiwa ini adalah menyatakan kepada murid-murid-Nya kemuliaan surgawi-Nya sebagai Allah, menyatakan penderitaan yang segera dialami tidak sepantasnya tetapi dia rela menghadapinya dan menyatakan bahwa Dia sungguh Anak Allah yang layak menebus dosa manusia melalui penyaliban-Nya.
“Petrus memberi usul karena dia memang suka berbicara, atau orangnya vokal. Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa menahan dirinya berakal budi” (Amsal 10:19). Suka berbicara, senang mengkritik bukanlah sepenuhnya salah, hanya saja perlu dicerahkan Firman agar semakin berkualitas tidak asal ucap dan asal kritik. Petrus setia melangkah dan siap menambah kepada pengetahuannya penguasaan diri. (2 Petrus 1:6).
- M1 – Menerima : Terimalah Firman sebagai fakta nyata.
- M2 – Merenungkan : Apa yang terjadi saat pemuliaan di gunung.
- M3 – Melakukan : Tetaplah hidup memuliakan Tuhan.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya mengalami kemuliaan Tuhan.