Rabu 25 April 2018
JANGAN TERLALU CEPAT MERASA SIAP
Lukas 22:24-38
Pada awal pertobatan penulis, ada semangat membara yang luar biasa. Bersamaan dengan semangat membara didada, saya dipilih mementaskan drama rohani memerankan seorang dukun yang bertobat oleh pelayanan rasul Paulus. Karena kesaksian saya memerankan dukun sempat juga namaku dipanggil “si dukun”.
Tidak lama berselang ada penginjil yang mengadakan kebaktian kebangunan rohani disebuah lapangan terbuka di desaku. Untuk mengundang masa kami mengadakan woro-woro memakai pembesar suara toa sambil bersepeda dari desa ke desa. Tidak ada rasa takut walaupun ke desa-desa yang berpenduduk muslim. Pada saat itu saya berharap saya ditangkap bila perlu dianiaya agar mengalami penderitaan untuk kristus. Tetapi anehnya penduduk berbondong-bondong tanpa mengganggu walaupun kalimat yang saya pakai adalah kalimat Injili seperti “hanyalah Yesus Juruselamat yang berkuasa menyembuhkan saudara”. Coba kalau saya dianiaya pada saat itu keren kan? Tetapi ternyata karunia Kristus kepadaku bukanlah teraniaya atau menderita jasmani untuk Kristus. Petrus juga pernah mengalami hal yang sama pada saat dia betul-betul cinta mati kepada Yesus. Jawab Petrus “Tuhan aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau” (Lukas 22:23).
Padahal dipenjara dan mati untuk Yesus bukanlah kasih karunia Allah bagi Petrus saat itu. Allah tidak akan memberi kasih karunia kepada keinginan dan hal yang kita buat sendiri. Allah memberikan kasih karunia untuk menyampaikan rencana-Nya. Banyak pengikut Kristus sangat antusias menjadi seorang yang melakukan hal-hal yang luar biasa untuk Kristus tetapi kadang belum waktunya hal itu menjadi kasih karunia Allah untuk dirinya. Musa salah seorang yang sangat antusias membela umat Allah yang sedang diperlakukan sangat tidak manusiawi oleh mandor-mandor Mesir. Tetapi hanya sekedar membela bukan dan belum kasih karunia Allah baginya.
Kasih karunia Allah baginya adalah memimpin Israel keluar dari Mesir. Untuk itu Tuhan membawa dia menggembara, agar dalam pengembaraan Musa membangun hubungan dengan Allah. Sama dengan Musa, Petrus bergerak cepat mendahului Allah padahal Petrus masih membutuhkan banyak persiapan sebelum betul-betul suap. Dalam hal ini pelajaran baik buat para penuai agar tetap sabar membangun hidup. Saat sesuatu belum kasih karunia Allah buat kita mungkin Allah mencegahnya. Agar kita terus melakukan apa memang yang kita lakukan tetapi tertantang untuk menunggu kasih karunia Allah untuk kita.
- M1 – Menerima : Terima firman Tuhan sebaga fakta penuh makna.
- M2 – Merenungkan : Mengapa Yesus menyimpang penyangkalan Petrus.
- M3 – Melakukan : Terimalah dan lakukanlah sesuai kasih karunia Tuhan.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya sabar menunggu kasih karunia Tuhan.