Senin 23 April 2018
APA YANG HARUS KUPEROLEH?
Matius 19:27-30; Kisah Para Rasul 1:6-11
Belakangan ini kita sering mendengar istilah “pelayanan transaksional”. Istilah ini muncul tentu bukan tanpa alasan. Sesungguhnya hal ini bukan sesuatu yang baru hanya saat ini terbuka karena sudah tak tersembunyikan lagi. Bukan rahasia lagi seorang pengkotbah pasti memilih gereja yang persembahan kasihnya lebih besar, juga seorang pendeta bila ditawarkan salary yang lebih besar di gereja tertentu tidak segan-segan meninggalkan gereja tempatnya melayani. Dapatkah saudara menyalahkan mereka? Saya sih tidak mau menilai karena itu adalah urusan masing-masing. Bagaimana tenntang pertanyaan Petrus “…apakah yang harus ku peroleh?” apakah Petrus dapat digolongkan sebagai “pengikut Kristus transaksional” ?.
Sebelum saudara menjawab ada baiknya kita mengetahui bahwa Petrus bertanya setelah dia sudah meninggalkan segala sesuatunya untuk mengikut Yesus. Kemudian Yesus menjawab dengan baik tanpa mengkritik pertanyaan Petrus. Lagi pula murid-murid yang lain sepertinya setuju hal itu ditanyakan kepada Yesus. Jadi Petrus justru tampil sebagai perwakilan murid-murid bertanya kepada Yesus. Masuk akal juga pertanyaan Petrus untuk memperjelas tujuan mengikut Yesus dan apa saja yang diperoleh pengikut Yesus.
Tuhan Yesus menjawab secara lengkap “Akan memperoleh segala yang ditinggalkan seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal”. Jawaban Yesus ini tidak langsung dimengerti Petrus dan murid-murid-Nya. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memahaminya. Pada awalnya murid-murid tertarik dengan memperoleh seratus kali lipat. Itulah sebabnya mereka justru larut dalam memikirkan kerajaan duniawi dan demontrasi kekuasaan secara lahiriah. Bahkan menjelang penyaliban Yesus, murid masih penuh ambisi merebut kedudukan yang paling besar. Tetapi setelah melewati berbagai peristiwa hingga Pentakosta mereka mulai memahami.
Pada murid akhirnya memahami bahwa tujuan sejati bukanlah memiliki status kebesaran atau pelayanan dan karis yang sukses. Mereka melihat sendiri bahwa Yesus dating bukan untuk sebuah kesuksesan, melainkan rela kelihatan seperti seorang yang gagal mewujudkan tujuan-Nya menebus dosa manusia melalui pelayanan-Nya diatas kayu salib.
Sasaran utamanya bukanlah memiliki tetapi untuk menjadi milik-Nya. Bukan memperoleh banyak keuntungan dari Dia, tetapi Dia memang layak untuk memperoleh yang terbaik dari kita. Mahkota memang kita peroleh dari Dia tetapi lebih penting lagi perkenanan dan senyum-Nya.
- M1 – Menerima : Terima Firman sebagai Kebenaran yang mutlak.
- M2 – Merenungkan : Coba hafalkan Galatia 5:22-23.
- M3 – Melakukan : Hiduplah oleh roh.
- M4 – Membagikan : Sharingkan dengan teman bagaimana hidup oleh roh.