Rabu 18 April 2018
MENGHADAPI PENYAKIT
Markus 6:53-56; Yakobus 5:14-16
Mujizat masih ada merupakan pernyatan yang benar dan sangat menyemangati pengikut Kristus. Hal itu sangat logis mengingat pelayanan Yesus kurang lebih tiga setengah tahun ditandai dengan berbagai mujizat, termasuk mujizat kesesembuhan. Tetapi ada baiknya pemahaman kita akan mujizat itu perlu juga berkembang sesuai dengan kemajuan yang sudah dicapai manusia. Biasanya kita menentukan sesuatu itu mujizat apabila bersifat supra alami atau adikodrati. Kesembuhan dinyatakan mujizat apabila sembuh tanpa pengobatan atau hanya didoakan saja. Orang sakit yang mengalami kesembuhan secara adikodrati adalah orang yang mengalami mujizat sedangkan orang yang sehat tak pernah sakit dianggap tidak pernah mengalami mujizat. Sehingga tanpa merasa salah seorang pengkhotbah pernah saya dengar mengatakan “bila saudara mau mengalami mujizat saudara harus sakit keras dulu”. Menurutku itu pernyataan yang salah, karena hidup sehat berarti sudah merupakan mujizat. Lagipula kesembuhan itu sudah merupakan mujizat bukan cara memperoleh kesembuhan itu yang merupakan mujizat. Betul, buka asal sembuh sebab cara-cara untuk memperoleh kesembuhan itupun harus sesuai dengan firman Tuhan.
Dulu pada saat kegerakan Pentakosta pertama di daerahku, berobat ke dokter saja dianggap cara yang salah karena diartikan sebagai kurang beriman. Orang yang sembuh karena penanganan dokter bukanlah mujizat, hanya yang sembuh karena didoakan yang dinyatakan mujizat. Makin parah penyakit yang disembuhkan makin hebat mujizatnya dan makin sungguh-sungguh dan nyaring rasa dan ucapan syukurnya. Markus mencatat peristiwa mujizat kesembuhan dalam pelayanan Yesus secara singkat tetapi jelas dan praktis.
Orang sakit datang sendiri dan ada juga yang dibawa orang alain. Mereka mempunyai iman hanya menjamah jubah Yesus saja mereka sembuh. Dalam hal ini cara menghadapi penyakit yang pertama dan utama dilakukan adalah datang berdoa meminta kesembuhan dari Yesus. Yakobus juga menasehatkan berdoa. Tetapi Yakobus juga menjelaskan agar memohon didoakan. Dalam hal ini Yakobus menjelaskan bahwa mendoakan jemaat yang sakit adalah tugas gereja. Nasehat mengoles dengan minyak adalah membantu orang sakit lebih beriman seperti yang tertulis dalam Markus 6:13. Sekiranya tidak sembuh gereja harus terus mendoakan. Jadi bila Allah mengijinkan penyakit menerpa umat-Nya membuat umat-Nya tertantang terus berdoa. Usaha mengoles dengan minyak bisa juga diartikan memakai usaha medis untuk membantu imam. Jadi doa dan usaha medis dan juga pola hidup sehat adalah cara menghadapi penyakit.
- M1 – Menerima : Terima firman Tuhan sebagai fakta dan kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Renungkanlah Firman yang saudara baca.
- M3 – Melakukan : Teruslah hidup dalam mujizat.
- M4 – Membagikan : Sharingkan mujizat masih ada.