Minggu 15 April 2018
MENGENDALIKAN PERKATAAN
Mazmur 12:1-9; Amsal 11: 13; Yakobus 2:1-12
“Mulutmu adalah harimaumu”, suatu kalimat yang tegas agar setiap orang hati-hati berbicara. Karena setiap perkataan yang sudah kita keluarkan akan menjadi milik orang lain dan kita tidak lagi mampu menariknya menjadi milik kita sendiri. “Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah” (Mazmur 12:7)
Allah sendiri tidak sembarangan menyatakan janji-Nya. Pemazmur mengibaratkannya bagaikan perak yang tujuh kali dimurnikan. Sebab itu hati-hati dengan pendeta yang terlalu ringan mengatakan: “Tuhan menyatakan kepadaku”. Pemazmur juga mengatakan bahwa umat Tuhan hidup di tengah-tengah kefasikan yang penuh dusta, penuh rayuan, penuh janji tetapi juga penuh ancaman melalui perkataan. Biasanya memancing emosi untuk membalas dengan perkataan yang sama secara sembrono. Saat kita membalas justru membuka rahasia yang tidak perlu diungkapkan.
“Siapa mengumpat membuka rahasia tetapi siapa yang setia, menutupi perkara” (Amsal 11:13). Dalam Yakobus 3 diberikan perikop dosa karena lidah. Tetapi anehnya didahului dengan kalimat “jangan banyak orang di antara kamu mau menjadi guru”. Pengertian guru di sini bukanlah status atau jabatan, bukan pula mengajar. Pengertian guru disini adalah pemimpin. Pemimpin pun adalah pemimpin yang melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan banyak berbicara. Jadi sebenarnya yangn tidak boleh banyak adalah pemimpin yang banyak bicara. Sedangkan pemimpin yang melakukan kepemimpinannya dengan fokus terjadi teladan tentu sangat banyak dibutuhkan. Pemimpin yang hanya fasih bicara tidak perlu banyak, yang perlu banyak adalah pemimpin yang mampu mengendalikan perkataannya atau menguasai lidahnya. Yakobus mengibaratkan lidah seperti api. Api itu penting dan sangat dibutuhkan, tetapi api yang tak dikendalikan akan merusak segala sesuatu. Pengajar sesat yang tampil dengan banyak bicara. Biasanya mereka memfitnah, membual seenaknya untuk menyesatkan banyak orang percaya. Yakobus memberi nasehat agar umat Tuhan tidak perlu meresponi mereka dengan bersilat lidah. Apapun yang terjadi pengikut Kristus harus menguasai lidahnya. Harus terus berjuang mengendalikan perkataanya. Artinya berpikir dahulu secara dewasa sebelum berbicara. Dalam Yakobus 1:9 “… Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah”.
- M1 – Menerima : Terima Firman yang saudara baca sebagai kebenaran .
- M2 – Merenungkan : Mengapa penting mengendalikan perkataan?
- M3 – Melakukan : Kuasai lidah, kendalikan perkataan.
- M4 – Membagikan : Sharingkan cara-cara tepat mengendalikan perkataan.