Rabu 11 April 2018
MENYIKAPI KEKECEWAAN
Mazmur 55:1-24; Yeremia 20:7-18
Sungguh mengecewakan bila orang yang kita sayang justru balik mengkhianati. Ketika dikhianati terus saja disayangi. Walaupun punya kemampuan menyerang balik tetapi tidak tega karena memang masih disayang. Daripada terjadi benturan yang lebih parah lebih baik menghindar. Tetapi saat menghindar pengkhianatan terus berlanjut malah semakin merajalela. Hal ini yang menerpa Daud saat anaknya Absalom mengkhianatinya dengan cara berusaha merebut tahta kerajaan. Daud tidak berusaha mengadakan perlawanan karena dia menerimanya sebagai akibat dosanya kepada Batseba. Daud sudah diampuni dalam hal ini tetapi resiko akibat dosanya tetap berlaku Daud memang sungguh menempatkan hubungannya dengan Allah jah lebih penting dari pada tahta kerajaan. Jadi Mazmur 55 ini merupakan ungkapan perasaan kecewanya saat anaknya Absalom mengkhianatinya “Perhatikanlah aku dan jawablah aku. Aku mengembara dan menangis karena cemas” (Mazmur 55:3). Dia meninggalkan tahta mengembara karena terusir dari tahta oleh pengkhianatan Absalom anak yang dikasihinya. Tetapi Daud tidak meninggalkan Allah justru peristiwa ini menjadi tantangan bermakna baginya. Dia pasti kecewa, tetapi dia menyikapi kekecewaannya dengan cara menaikkan mazmur menyembah dan memohon kepada Allah.
Kekecewaan itu semakin dalam karena Daud mengetahui bukan Absalom yang akan menggantikannya. Kudeta Absalom bukan saja menciderai ayahnya Daud tetapi sudah pasti membahayakan dirinya sendiri. Lain lagi kekecewaan yang menerpa nabi Yeremeia. Yeremia di dera 40 kali lali di pasung, tetapi memilih mendeita daripada berhenti memberitakan kebenaran. Namun tidak dapat ditutupi bahwa nabi Yeremia betul-betul kecewa. Yeremia mengungkapkan perasaan kecewanya dengan menggugat Allah mengapa harus memaksanya untuk menjadi seorang nabi. Ternyata setelah dia menjadi nabi telah berjuang menyatakan kebenaran dengan segala resikonya. Konsekuensinya dia di-tertawai, diolok-olok, ditolak dan akhirnya dikhianati dengan kejam. Yeremia mengungkapkan rasa kecewanya dengan makna ganda yang paling bertentangan. Di satu pihak dia sedih, tertekan dan kecewa tetapi di pihak lain dia menyatakan kegigihan dan kesetiaannya mempercayai dan mentaati Allah. Di satu pihak Dia merasa gagal dan frustasi hingga mengharap tidak pernah dilahirkan. Tetapi di pihak lain dia memohon topangan Allah agar tetap kokoh dalam memberitakan kebenaran.
Jadi Daud dan Yeremia menyikapi kekecewaan justru semakin mendekat dan setia kepada Allah. Kekecewaan bukan perenggang hubungan melainkan justru perekat hubungan dengan Allah.
- M-1; M-2; M-3; M-4 : Baca, renungkan, lakukan dan bagikan Firman Tuhan.