Senin 09 April 2018
MENGENDALIKAN AMARAH
Amsal 14:17; Pengkotbah 7:9; Galatia 5:16-26
Pernahkan saudara menyaksikan pelatihan gajah baik secara langsung atau melalui sebuah tayangan? Tentu saudara setuju dengan saya bahwa sepertinya sangat mudah bagi seorang pelatih mengendalikan seekor gajah yang sangat besar. Tetapi sekiranya saudara dekat atau bersahabat dengan pelatih gajah tersebut mungkin saja saudara akan mempunyai kesempatan melihat pelatih gajah tersebut bila sedang marah. Akhirnya saudara pun bisa saja menyimpulkan bahwa mengendalikan seekor gajah ternyata lebih mudah daripada mengendalikan amarah. Amarah adalah salah satu pelampiasan emosi yang buruk apabila tidak di dasari oleh kasih atau motivasi yang benar.
Bila amarah terlepas tanpa kendali selalu berakibat buruk bagi yang dimarahi lebih-lebih lagi bagi yang marah. Jadi semua masalah tidak akan pernah terselesaikan dengan amarah, malahan permasalahan kecil bisa semakin besar. Betul juga nasehat orang tua: “Jangan pernah mengambil keputusan saat saudara sedang marah”. Salah satu hal yang buruk dilakukan orang yang sedang marah adalah perkataan sembarangan tanpa pemikiran yang matang. Perkataan yang mampu merusak dirinya sendiri dan merusak hubungan dengan banyak pihak. Jadi sudah harus ada kesungguhan dari semua anak Tuhan untuk belajar mengendalikan amarah.
Raja Salomo menyebut pemarah adalah orang yang lekas naik darah berlaku bodoh. Kebalikannya adalah bersabar bersikap bijaksana. Selanjutnya raja Salomo menasehati, “janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh”. Raja yang terkenal dengan kebijaksanaannya ini tidak memperintahkan “jangan marah!” Karena dia tahu betul betapa tidak mungkin seseorang tidak marah dia menasehati jangan cepat marah. Artinya sebelum marah perhitungkan dulu kerugian yang diakibatkannya. Sebab setelah marah, kemarahan itu menyesalkan dada yang mungkin saja dalam waktu yang lama. Rasul Paulus menasehati Jemaat Efesus “apabila kamu menjadi marah jangalah kamu berbuat dosa. Janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu” (Efesus 4:26).
Selanjutnya rasul Paulus mengatakan: “hiduplah oleh Roh maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging”. Amarah hanyalah salah satu keinginan daging. Keinginan daging yang tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa dikendalikan. Mengendalikan amarah tidak mudah tetapi bukan tidak mungkin. Salah satu hal yang paling utama yang bisa dilakukan adalah : “hidup oleh Roh”. Karena penguasaan diri adalah buah roh.
- M1 – Menerima : Terima Firman sebagai Kebenaran yang mutlak.
- M2 – Merenungkan : Coba hafalkan Galatia 5:22-23.
- M3 – Melakukan : Hiduplah oleh roh.
- M4 – Membagikan : Sharingkan dengan teman bagaimana hidup oleh roh.