Jumat 06 April 2018
MELIHAT TUHAN
Yohanes 20:19-23
Setelah saudara membaca bagian firman Allah yang menjadi perikop bacaan kita hari ini tentu ada hal yang penting mengensankan hati saudara. Mungkin saja sebagian besar sangat terkesan dengan kalimat yang dinyatakan Yesus sampai dua kali “damai sejahtera bagi kamu”. Betul juga sih, apalagi kalau kita memposisikan diri kita sebagai murid-murid Yesus yang masih diterpa ketakutan. Mereka berkumpul disebuah ruangan yang dikunci dari dalam karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Sangat beralasan bila mereka takut. Guru mereka yang mereka kagumi saja dibunuh, apalagi murid-Nya. Dalam kondisi satu komunitas sama-sama dikuasai ketakutan atas kematian guru tiba-tiba didatangi guru yang bangkit dari kematian-Nya dan memberi damai sejahtera tentu sangat mengesankan. Tiba-tiba rasa takut sirna berganti dengan damai sejahtera. Kesedihan tiba-tiba diganti dengan sukacita.
Ada juga yang terkesan dengan pengutusan. “seperti Bapa mengutus Aku demikian juga sekarang Aku mengutus kamu”. Yesus diutus Allah Bapa untuk suatu tugas mulia diperlengkapi dengan segala sesuatu syarat utusan berupa kuasa Allah yang sangat menajubkan. Hati murid-murid yang baru penuh dengan sukacita, hati yang terbakar dengan semangat kebangkitan Yesus dengan waktu yang sama diutus seperti Allah Bapa mengutus Yesus, tentu sangat berkesan juga.
Barangkali ada yang berkesan dengan Ia mengembusi mereka dan berkata “Terimalah Roh Kudus…”. Boleh juga sih, tentu sangat berkesan pula ditiup Yesus denngan nafas-Nya dan penuh Roh Kudus. Hanya saja jangan menjadikan tiup meniup menjadi ritual agama dalam satu ibadah. Hal itu tidak baik tahu, apalagi nafas peniup bau karena baru makan semur jengkol. Kasihan kan orang yang ditiup. Bukannya penuh Roh Kudus tetapi penuh bau jengkol. Ah maaf aku jadi nglantur. Tetapi terlepas dari mana yang paling berkesan boleh juga kita melihat hal yang utama dari penyataan dan kalimat yang muncul melalui peristiwa ini.
Coba kita merenungkan respon spontan murid-murid Yesus. “Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan”. Berita yang sama yang dinyatakan Maria Magdalena: “Aku telah melihat Tuhan”. Ketika Maria Magdalena memberi informasi penting ini mereka tidak percaya. Tetapi setelah melihat sendiri ternyata mereka tidak ragu lagi. Suatu pengalaman tak terbantahkan adalah kenyataan para murid telah melihat sendiri Yesus yang bangkit. Suatu pengalaman menakjubkan yang perlu kita alami “Melihat Tuhan”.
- M1 – Menerima : Terima firman Tuhan sebagai kisah nyata yang bisa saudara alami
- M2 – Merenungkan : Apa saya yang membuktikan Yesus adalah Tuhan.
- M3 – Melakukan : Lihat dan alami Tuhan.
- M4 – Membagikan : Sharingkan pengalamanmu bertemu dengan Tuhan.