Senin 02 April 2018
BATU YANG TERGULING
Lukas 24:1-24
Perempuan-perempuan bersama Maria Magdalena menyaksikan penguburan Yesus. Mereka melihat dengan kasat mata batu besar termeterai penutup kuburan Yesus. Tetapi sampai ke rumah mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur untuk meminyaki mayat Yesus. Kasih membuat mereka tetap optimis dan berusaha merempahi mayat Yesus. Mereka melihat batu besar bukan sebagai hambatan tetapi sebagai tantangan. Magdalena dan lainnya pada minggu subuh pergi juga membawa rempah dan mur untuk meminyaki tubuh Yesus yang terbaring di kuburan ala Yahudi tertutup batu besar. Mereka tidak tahu caranya membuka kuburan Yesus karena sudah pasti mereka tidak akan mampu. Sekiranya pun mereka mampu, mereka harus melewati penjagaan ketat prajurit Romawi. Belum lagi resiko pelanggaran hukum karena penutup kuburan termeterai. Berbagai hambatan tidak menyurutkan niat para perempuan pencinta Yesus itu.
Kasih kepada sang guru telah mengubah hambatan menjadi tantangan. Setelah tiba di kuburan mereka menyaksikan beberapa kenyataan yang menakjubkan. Batu penghambat itu ternyata telah terguling. Mereka tidak perlu mengetahui bagaimana batu besar itu terguling. Sekarang tidak ada lagi hambatan buat mereka untuk merempahi tubuh Yesus.
Tetapi niat mereka gagal merempahi tubuh Yesus karena mereka menghadapi kenyataan berikutnya. Ternyata kuburan Yesus sudah kosong. Tentu saja bukan karena dicuri musuh-musuh-Nya. Sebab bila demikian mereka pasti memamerkan untuk membuktikan bahwa Yesus tidak bangkit. Bukan pula karena dipindahkan murid-murid-Nya ke kuburan yang lain. Sebab bila demikian tentu murid-murid-Nya tidak akan pernah mengorbankan hidup dan nyawa-Nya untuk Yesus. Maksud hati merempahi Yesus yang mati tetapi mereka menemukan Yesus yang hidup.
Perempuan-perempuan pencinta Yesus itu pun segera pulang dan menginformasikan sesegera mungkin kepada murid-murid Yesus bahwa Yesus sudah bangkit dari kematian. Ternyata murid-murid menganggap sepi kabar baik dan informasi yang aktual oleh para perempuan. Bahkan mereka menganggapnya omong kosong.
Barangkali di latarbelakangi budaya menganggap perempuan manusia kelas dua. Tetapi perempuan pencinta Yesus tidak kecewa yang penting kebenaran sudah diberitakan. Dianggap sepi bagi mereka bukan mengecewakan tetapi menantang. Ternyata berita pertama ini terus berlanjut. Karena kabar baik ini 2000 tahun terakhir telah mengubah jutaan atau milyaran kehidupan manusia.
- M1 – Menerima : Terima Firman sebagai fakta sejarah nyata makna.
- M2 – Merenungkan : Coba cari bukti bahwa para perempuan itu cinta Yesus.
- M3 – Melakukan : Hiduplah untuk dan cinta Yesus.
- M4 – Membagikan : Bagikan indahnya keteguhan hati memberitakan kasih Yesus.