Kamis 29 Maret 2018
PERSIAPAN KEMATIANNYA
Markus 14:12-26
Tuhan Yesus mengetahui secara tepat hari H-nya untuk menuntaskan karya-Nya untuk menyelamatkan manusia berdosa. Dia sudah siap Karena untuk itulah Yesus datang ke dunia. Kurang lebih 3 tahun 6 bulan Yesus membangun kebersamaan-Nya dengan murid-murid-Nya. Tentu tidak mudah bagi murid-murid menghadapi kenyataan Yesus akan mati di kayu salib. Walaupun Yesus sudah berulang kali menjelaskannya para murid tidak percaya. Tetapi kali ini Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya juga mempersiapkan diri-Nya untuk menghadapi kematian-Nya. Yesus mengadakan Paskah dan perjamuan terakhir dengan murid-murid-Nya. Kali ini Yesus memberikan makna yang baru kepada perjamuan Paskah.
Roti dan anggur bukan hanya dimakan secara biasa seperti dilakukan sebelumnya. Roti dan anggur menjadi simbol tubuh dan darah Yesus. Tubuh yang dikorbankan dan darah yang dicurahkan. Bukan saja menjadi simbol tetapi juga menjadi ibadah peringatan yang berkesinambungan.
Gereja harus terus melakukannya sebagai upacara peringatan. Mengingat kasih Yesus yang sempurna kepada gereja-Nya. Para murid mentaati semua perintah Yesus. Mulai dari menyediakan tempat singgah pelaksanaan pertemuan. Suasana begitu mencekam tetapi nuansa sakral sangat terasa.
Perjamuan terakhir ini juga bermuatan persekutuan. Ketika murid bersama Yesus menghadapi meja perjamuan sangat sarat dengan nilai persekutuan. Belakangan ada juga gereja memberi berbagai muatan kepada perjamuan ini. Tidak masalah hanya saja nilai utama jangan diabaikan dan sebaiknya dijadikan sebagai yang utama. Muatan tambahan yang menyusul belakangan ini adalah muatan mujizat. Orang yang ikut dalam perjamuan bisa mengalami mujizat seperti mujizat kesembuhan. Tetapi perlu dipahami bahwa perjamuan itu sendiri sudah mujizat. Biasanya bila kita mengikuti perjamuan sebagai bagian dari ketaatan kita kepada Allah maka kita pasti fokus mengingat kasih-Nya dan bersekutu dengan-Nya.
Dari meja perjamuan Yesus membawa murid-murid-Nya ke taman Getsemani untuk berdoa. Tindakan Yesus ini memberi teladan Bagaimana cara benar menghadapi penderitaan. Cara yang benar itu adalah menghampiri Allah di dalam doa, meminta dukungan dari saudara seiman dan menyerah total kepada kehendak Allah.
- M1 – Menerima : Terima firman Allah sebagai fakta dan kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Bagaimana Yesus mempersiapkan kematian-Nya.
- M3 – Melakukan : Selalu mengingat dan hidup dalam kasih Yesus.
- M4 – Membagikan : Sharingkan resiko hidup mengikut Yesus.