Minggu 25 Maret 2018
MENGEJAR PEMBAWA DAMAI
Matius 5:9; Keluaran 2:11-25
Seorang pembawa damai haruslah lebih dulu didamaikan dengan Allah. Bila sudah berdamai dengan Allah maka dengan sendirinya dia terpanggil menuntun orang lain berdamai dengan Allah.
Kita hidup pada zaman now di dunia yang marak dengan pertikaian akibat kompetisi yang tidak sehat. Dunia yang bertikai membutuhkan banyak pembawa damai seperti Musa. Musa lahir sebagai umat pilihan Allah mendapat pengenalan kepada Allah melalui tuntunan ibunya Yokebed. Tuntunan ibunya sangat melekat dalam hatinya sehingga pendidikan istana tak mampu memisahkannya dari Allah. Tentu saja pendidikan istana Mesir sangat dekat dengan konsep kekafiran yang bersumber dari agama penyembah berhala yang kuat. Tetapi Musa betul-betul kuat dalam iman, istana Firaun tentu saja sangat menarik dan menjadi impian para petinggi Mesir. Tetapi bagi Musa status sebagai umat pilihan Allah jauh lebih berharga. Bukan hanya status bagi dirinya tetapi status untuk budak-budak Mesir atau pekerja rodi Mesir. Dia lebih memilih warga bangsa pilihan Allah dengan status budak daripada warga bangsa Mesir dengan status bangsawan.
Diam-diam dia memperhatikan warga bangsa pilihan Allah yang diperbudak hidup dalam tekanan berat dan penuh penderitaan. Hatinya tersentak menyaksikan sesama bangsanya berkelahi satu sama lain. Musa pun segera turun dari kereta kerajaannya dan menasehati agar mereka segera berdamai sebagai sesama Israel. Tidak lama sebelumnya Musa melakukan tindakan melawan hukum untuk bela Israel. Dengan kemarahan yang menyala-nyala dia membunuh mandor Mesir yang memperlakukan umat Israel tidak manusiawi. Tidak masuk akal ternyata umat Israel yang dibela dan di nasehati itu melaporkan Musa. Musa pun pergi melarikan diri sebelum dia dihukum dan dipenjarakan. Menjadi pembawa damai ternyata tidak mudah. Terkadang konsekuensinya sangat tidak menyenangkan. Tetapi pembawa damai adalah suatu nilai luhur yang harus diperjuangkan. Pembawa damai harus diperjuangkan secara maksimal, harus dikejar.
Para penuai tangguh yang budiman kejarlah pribadi pembawa damai, walaupun kadang-kadang konsekuensinya sangat menyakitkan.
- M1 – Menerima : Terima firman yang saudara baca sebagai fakta sejarah.
- M2 – Merenungkan : Mengapa Musa melarikan diri dari Mesir?
- M3 – Melakukan : Harga anugerah Allah dari yang lain.
- M4 – Membagikan : Bagi kepada teman indahnya menjadi anak Tuhan pembawa damai