Jumat 23 Maret 2018
MENGEJAR HIDUP MURAH HATI
Matius 5:7; Lukas 10:25-37
Jangan salah dalam mengartikan murah hati. Jangan terkecoh dengan kata murah. Bila sesuatu yang tidak berharga kita sebut murahan, tetapi pemurah adalah orang yang peduli dan baik hati serta suka memberi. Orang yang murah hati adalah orang penyayang dan memberi dengan tulus. Orang yang murah hati terpanggil mengurangi penderitaan orang lain. Mengurangi penderitaan melalui bantuan atau memberi pertolongan. Tetapi juga memberi tuntunan agar mampu menolong diri sendiri termasuk menuntun seseorang datang kepada Yesus. Tegasnya nilai murah hati adalah karakter yang sangat indah, baik dan mulia.
Dalam Amsal 11:17 dikontraskan antara murah hati dengan kejam. “Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri”. Orang murah hati berbuat baik kepada orang lain terlebih kepada diri sendiri. Orang kejam menyiksa diri sendiri terlebih kepada orang lain. Kebahagiaan orang murah hati bukanlah karena banyak menerima melainkan karena banyak berbagi dan memberi.
Pada waktu perpisahannya dengan jemaat Efesus, rasul Paulus memberikan pengarahan agar jemaat giat bekerja. Karena bekerja yang baik membuka kesempatan untuk memberi dalam pengertian membuktikan kemurahan hatinya (Efesus 20:35). Dasar untuk memberi adalah ajaran Yesus sendiri perduli dan berbagi pada orang lemah dengan berkata “adalah lebih berharga memberi daripada menerima” orang murah hati mendamba untuk membahagiakan orang lain, karena saat dia melihat orang yang ditolongnya berbahagia, Iya pun semakin bahagia. Menjadi orang yang murah hati tidak terbentuk begitu saja, karena kita tidak berpotensi menjadi orang yang murah hati. Dalam perumpamaan orang Samaria yang murah hati Tuhan Yesus ingin menjelaskan perbuatan dan tindakan nyata orang yang murah hati. Alasan Yesus mengangkat tokoh orang Samaria bertujuan mengkritik orang Yahudi yang agamis dan suka mengkafirkan-kafirkan orang Samaria. Tetapi juga pelajaran berharga bagi umat Tuhan zaman now untuk terus bermurah hati kepada semua orang tanpa harus mengharap balasan yang baik. Justru ketika air susu dibalas dengan air tuba adalah kesempatan emas untuk bermurah hati. Ketika lingkungan curiga bahkan menghakimi umat Tuhan, kemurahan hati merupakan karakter yang tertantang untuk terus bertumbuh.
Para penuai yang budiman, kita hidup karena kemurahan hati Tuhan Yesus, jadi kita harus terus terpanggil untuk bermurah hati. Tentu tidak mudah tetapi tidak mustahil. Sebab itu teruslah berjuang mengejar kemurahan hati.
- M1 – Menerima : Terima firman Allah dengan cara percaya saudara terpanggil hidup murah hati.
- M2 – Merenungkan : mengapa Yesus menampilkan orang Samaria tokoh yang murah hati.
- M3 – Melakukan : Kejarlah hidup murah hati.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya hidup murah hati.