Jumat 09 Maret 2018
DIPERKUAT OLEH KESULITAN
Mazmur 46:1-12
Allah ingin membentuk kita menjadi penuai yang tangguh. Tangguh berarti tidak akan pernah dihentikan oleh kesulitan dan kegagalan. Allah menginginkan umat yang kuat dan yang mempunyai tekad yang bulat. Umat yang tidak mau ditakut-takuti oleh kesulitan dan kegagalan. Allah menginginkan umat yang kuat dan mempunyai tekad yang bulat. Umat yang tidak mau ditakut-takuti oleh kesulitan dan kegagalan. Kita perlu mengetahui, betapapun sulitnya masalah dan betapapun seringnya gagal bukanlah satu-satunya orang yang pernah menghadapi dan mengalaminya. Kalau Allah mengijinkan Allah punya solusi untuk diberikan kepada kita cara menghadapinya. Dia sudah sangat terbukti sebagai penolong dalam kesesakan. Kenyataannya tidak ada manusia tanpa masalah dan juga tidak ada manusia yang tak pernah gagal. Tetapi hal itu tidak pernah mengubah kenyataan bahwa Dia sesungguhnya sangat aktif bekerja bagi kepentingan umat-Nya. Tokoh-tokoh Alkitab yaitu para nabi yang kita jadikan teladan pada bahasan sebelumnya, semua menghadapi kesulitan dan juga seakan-akan mengalami kegagalan.
Dan klimaksnya adalah kehidupan Yesus sendiri. Dari banyak kesulitan yang menghadang pelayanan Yesus ada tiga (3) yang sangat menonjol :
Pertama, Yesus berulang kali mengalami penolakan. Lebih tragisnya lagi penolakan yang paling keras justru datang dari tokoh-tokoh agama. Bahkan Yesus datang untuk umat-Nya tetapi umat-Nya menolak Dia.
Kedua, Yesus dianiaya, Yesus datang menebar kasih, berbagi kasih tanpa pernah menyakiti siapapun. Tetapi Yesus justru disakiti dan dianiaya secara brutal dan sangat tidak manusiawi.
Ketiga, Yesus diganggu dan digoda oleh iblis yang berusaha menggagalkan karya penyelamatan-Nya atas manusia berdosa.
Tetapi Yesus terus maju, karena Yesus belajar taat melalui penderitaan-Nya (Ibrani 5:8). Cara yang dipakai Yesus adalah teladan bagi kita. Penulis tidak pernah gentar oleh kesulitan dan berbagai kegagalan. Yang paling mengganggu dan menggentarkanku adalah masa-masa mengalami kekeringan rohani. Bagi penulis kekeringan rohani inilah masa kesesakan (Mazmur 46:2). Dan kalau hal ini terjadi hanya Allah sendirilah yang mampu menolong. Tetapi juga diri sendiri yang datang sujud dan berdiam di hadirat Allah.
Kalau kerohanian sudah dipulihkan maka berbagai kesulitan yang menghadang yang didaftarkan dalam Mazmur 46 ini hanyalah hal yang diizinkan Allah untuk memperkuat. “Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah…” (Mazmur 46:11). Berhentilah memegang hal-hal yang melumpuhkan kerohanian saudara maka kita akan diperkuat oleh berbagai-bagai kesulitan.
- M1 – Menerima : Terima firman dengan yakin akan penyertaan Allah.
- M2 – Merenungkan : Saat membaca firman ijinkan firman menyentuh hati saudara.
- M3 – Melakukan : Jadilah sosok yang diperkuat oleh kesulitan dan kegagalan.
- M4 – Membagikan : Sharingkan cara-cara menghadapi kesulitan.