Minggu 04 Maret 2018
SETIA KEPADA KEBENARAN
Habakuk 1:1 – Habakuk 2:4
Nabi Habakuk diperkirakan dari suku Lewi dan seorang pemusik dari Yerusalem. Jadi tidaklah aneh bila nubuatnya menampilkan nilai seni yang sangat tinggi. Dalam bernubuat Habakuk tidak langsung berhadapan dengan umat. Tetapi dia menulis dialognya dengan Allah pada buku hariannya. Dia tidak melewatkan pengalaman spiritualnya saat memperoleh inspirasi dari Allah. Habakuk hidup dalam situasi umat Allah yang sangat membingungkan. Iya bergumul dengan persoalan yang sangat menggelisahkan. Ketika Habakuk bingung dan gelisah dia tidak tertekan. Habakuk justru membangun hubungan spesial dengan Allah sehingga terjadi dialog yang sangat menyenangkan. Dialog dengan Allah terbangun dalam intimitas antara seorang anak dan Bapa.
Habakuk mempertanyakan mengapa Allah seakan-akan membiarkan kejahatan yang merajalela di Yehuda. Kejahatan yang telah banyak memakan korban seakan-akan memjadi sesuatu yang disetujui Allah karena membiarkan begitu saja. Habakuk mendapat jawaban dari Allah yang justru semakin membingungkannya. Allah menyatakan bahwa Dia akan mengutus Babel untuk menghukum Yehuda. Bagaimana Allah menghukum Yehuda melalui bangsa yang jauh lebih jahat dari Yehuda? Tentu saja jawaban Allah ini sangat bertentangan dengan harapan Habakuk. Tetapi Habakuk tetap bangga atas dialog yang indah tersebut. Sebab dengan Allah menjawab itu sudah hal yang menyenangkan bagi Habakuk yang meyakini cara Allah tentulah yang paling tepat. Habakuk pun belajar mengandalkan Allah dan tunduk kepada rancangan Allah.
Dalam keadaan mengandalkan Allah Habakuk terus berteriak kepada Allah. Habakuk kembali bertanya “mengapa Allah tidak segera menghukum kejahatan agar kejahatan tidak meluas? Allah tetap memberi jawaban yang sama kepada Habakuk. Habakuk tidak habis pikir karena Allah tetap menghukum Yehuda melalui kekejaman Babel. Karena walaupun Yehuda jahat masih merupakan bangsa yang lebih benar dari Babel. Tetapi Habakuk tidak menyalahkan Allah. Habakuk memilih menantikan dengan sabar cara Allah. Habakuk yakin bahwa Allah pasti menghukum kejahatan dan menegakkan kebenaran “sesungguhnya orang yang membusungkan dada tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya” (Habakuk 2:4).
Para penuai yang tangguh! Setialah kepada kebenaran kendatipun terkadang seakan kejahatan mengalahkan kebenaran. Tetapi yakinlah orang benar yang setia kepada kebenaranlah yang akhirnya akan muncul sebagai pemenang.
- M1 – Menerima : Terima firman Allah dengan yakin Allah tidak mungkin salah.
- M2 – Merenungkan : Sambil membaca, ijinkan Firman menyentuh hati saudara dan hafalkan Habakuk 2:4
- M3 – Melakukan : Setialah kepada kebenaran.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya hidup setia kepada kebenaran.