Senin 26 Februari 2018
SETIA BERDOA
Yoel 1:1-20
Nabi Yoel bernubuat pada saat raja di Yehuda tidak dominan memimpin umat. Kepemimpinan Yehuda didominasi oleh para imam. Itulah sebabnya ada yang berpendapat nabi Yoel bernubuat paska pembuangan atau sekembalinya umat Yehuda dari negeri pembuangan. Tetapi sebagian besar berpendapat Yoel adalah nabi masa awal pemerintahan raja Yoas yang naik tahta pada usia 7 tahun di bawah perwalian imam besar yoyada. Gaya penulisan dan isi kitab nabi Yoel lebih tepat pada abad 9 SM. Kitab Yoel ini lebih tepat menjelaskan saat umat kewalahan menghadapi berbagai malapetaka bertepatan terjadinya krisis kepemimpinan di negeri Yehuda. Nabi Yoel menegaskan nubuatnya berasal dari Allah. Sebab itu umat yang sedang ditimpa berbagai malapetaka haruslah mendengarkannya. Dengan tegas Yoel mengatakan bahwa berbagai malapetaka yang dahsyat terjadi atas izin Allah agar umat-Nya bertobat dan berpaling kepada-Nya.
“Bangunlah hai pemabuk dan menangislah…” (Yoel 1:5). Yoel menyebut salah satu dosa umat adalah “pemabuk”. Dosa pemabuk ini menunjuk kepada tumpulnya kepekaan moral umat sehingga mereka tanpa merasa bersalah mencemari kekudusan Allah. Layaknya seperti orang mabuk yang berbicara sembarangan dan berlaku semuanya tanpa merasa bersalah. Dosa umat sudah sangat kelam dan bila hanya diajak untuk bertobat sudah tidak dihiraukan. Kepekaan spiritual umat sudah sangat tumpul, bila hanya ditimpa malapetaka saja, ternyata hati mereka bukannya tersentuh malah semakin mengeras. Dalam hal ini Yoel pun mengingatkan para imam untuk terus Setia berdoa (Yoel 1:13-14). Bukan hanya seruan setia berdoa tetapi meningkatkan doa mereka. Barangkali belakangan ini sudah mulai terasa bahwa semakin tertutup hati umat manusia terhadap kebenaran. Upaya-upaya penginjilan semakin sulit dilakukan.
Walaupun kejahatan semakin meningkat bukanlah membuat manusia menyadari kebutuhannya akan pertolongan Allah. Dosa yang meningkat sesungguhnya disertai akibat dosa yang semakin menyulitkan kehidupan, namun tetap saja kesadaran tidak mudah karena tumpulnya kepekaan moral manusia akhir zaman ini. sama seperti zaman nabi Yoel, kita harus terpanggil meningkatkan kehidupan doa. Kita memang tidak benar-benar diserang wabah belalang seperti pada zaman nabi Yoel, tetapi bisa saja tertindih kesulitan besar dalam bentuk yang berbeda.
Dosa yang menyerang keluarga demi keluarga dan penyakit yang menimpa umat. Untuk itulah para penuai yang budiman harus setia dan meningkatkan kehidupan doa. Karena doa yang dipanjatkan dengan setia dan peningkatan intensitas syafaat sajalah yang membuat masa penuaian itu terlaksana dengan baik.
- M1 – Menerima : Terima firman Allah sebagai kebenaran yang mutlak.
- M2 – Merenungkan : Mengapa Allah mengijinkan malapetaka menimpa umat-Nya?
- M3 – Melakukan : Setialah berdoa.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya berdoa dengan setia.