Kamis 22 Februari 2018
ALLAH MEMAKAI HATI YANG TAAT
(Yeremia 1:4-19)
Sangat beralasan bila nabi Yeremia berdalih menolak panggilan Allah untuk menjadi nabi untuk orang Yehuda. “Maka aku menjawab: Ah Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara Sebab aku ini masih muda” (Yeremia 1:6).
Sebagai bangsa pilihan Allah, Yahuda betul-betul bangsa yang cerdas. Tidaklah mengherankan bila Yeremia berpendapat bahwa nabi yang berkompeten bernubuat kepada Yehuda haruslah orang cerdas dan fasih berbicara. Lagi pula Yeremia masih muda. Tidaklah tepat seorang yang masih muda menjadi nabi untuk Yehuda yang suka mengukur kepemimpinan seseorang dengan usia yang lanjut. Yehuda memang sangat serius dalam memerankan kehidupan sehingga kematangan dan kedewasaan selalu dihubungkan dengan usia. Semakin lanjut usia seseorang, tentu semakin bijak karena semakin banyak pengalaman yang menimpa hidupnya.
Allah memaklumi alasan nabi Yeremia, tetapi Allah tetap memanggil dan memilihnya menjadi nabi. Berpegang kepada janji penyertaan Allah, Yeremia pun mentaati Allah. Allah memang sangat mengenal hati Yeremia. Dalam pelayanannya dia membuktikan ketaatannya. Ketaatannya kepada Allah sering mendatangkan kesulitan baginya. Karena Yeremia hidup di tengah umat yang tidak taat. Belum lagi dia harus berkompetisi dengan nabi-nabi palsu yang bernubuat palsu untuk menebar kedamaian palsu kepada umat. Pada masa Yeremia bernubuat sikap umat kepada status mereka sebagai umat perjanjian telah mencapai kegagalan bahkan menuju kehancuran. Tetapi melalui nabi Yeremia Allah mempunyai kerinduan untuk bertindak dengan cara yang baru untuk mengeluarkan umat yang tidak taat. “Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman Tuhan, aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda”. (Yeremia 31:31).
Bagi kaum yang taat nubuatan nabi Yeremia dikenal sebagai nubuatan penghiburan untuk umat-Nya. Karena nabi Yeremia memberi penghiburan melalui pesan pemulihan bagi umat-Nya dan tempat pengasingan atau Negeri pembuangan. Yeremia sudah mulai mengungkapkan bahwa Yesus menjadi jawaban sempurna untuk pemulihan umat. Yeremia menyatakan dalam Yeremia 9:23-24 bahwa pengenalan dan intimitas dengan Allah adalah prioritas dan kebanggaan utama. Sama seperti nabi Yeremia penuai terpanggil untuk memberi teladan yang pasti kepada semua orang bahwa Allah yang sejati memberikan diri-Nya untuk dikenal.
Penuai terutus untuk menyatakan keberadaan Allah melalui kedekatan dan ketaatannya kepada Allah. Betul kedekatan dan ketaatan kepada Allah bisa saja mendatangkan kesulitan kepada diri penuai. Sebab kedekatan dan ketaatan kepada Allah itu tidak sepopuler hidup sukses di dalam Allah.