Rabu 21 Februari 2018
ALLAH MENGUTUS HATI YANG RELA
(Yesaya 6:1-13)
Dalam hal memilih umat-Nya sebagai penuai terutus ke dunia tentu saja Allah menyeleksi dengan melihat hati. Bukan kondisi fisik dan bukan pula kemampuan intelektual Sebagai bahan pertimbangan Allah. Sebab yang dilihat Allah adalah hati. lagi pula Allah berdaulat memilih siapa saja yang terutus sebagai penuai ke dunia ini. Kedaulatan Allah yang dipadu dengan kemahatahuan-Nya menjadi dasar untuk menentukan siapa yang akan diutus. Karena Dia Mahatahu maka Dia pun mengenal hati. Ketika Allah memilih Daud, dia tidak saja mengenal kebaikan dan ketulusan hati Daud, tetapi juga mengenal keburukan dan kelemahan hati Daud.
Allah sama sekali bukan mengabaikan keburukan dan kelemahan hati Daud. Tetapi Allah mengenal juga kemauan dan kerelaan hati Daud untuk mengubah hidup atau bertobat jika ternyata dia jatuh dalam dosa pada masa kebodohannya. Walaupun Allah berdaulat bukan berarti Allah semena-mena memaksa umat-Nya sebagai penuai terutus ke dunia ini. Dia ternyata mempertimbangkan respon umat-Nya.
Nabi Yesaya adalah nabi yang sangat jelas menubuatkan peristiwa-peristiwa yang akan menimpa bangsa Yehuda yang berulang kali terlibat kepada penyembahan berhala. Dalam hal menubuatkan hal yang menimpa bangsa Yehuda sangat selaras dengan hal-hal yang menimpa manusia secara umum sebagai akibat dosa. Nubuat-nubuat Yesaya mengenai karya penyelamatan Tuhan Yesus atas manusia berdosa sangat akurat. Dalam hal ini kita dapat menyimpulkan totalitas nabi Yesaya dalam tugas kenabiannya. Pada pembacaan Alkitab hari ini menjelaskan secara gamblang panggilan dan pengutusan nabi Yesaya. Betul, Allah sudah mengenal hati nabi Yesaya dengan sempurna. Tetapi Allah tetap mempertimbangkan respon dari nabi Yesaya. Allah tidak memaksa, sebab Allah tidak akan pernah memakai penuai yang terpaksa. Allah mempertimbangkan kerelaan dan ketulusan seseorang sebelum diutus. Hanya orang yang taat dan tuluslah yang mau belajar dan dibentuk. Nabi Yesaya mengakui ketidaklayaknya sama dengan bangsa Yahudi pada umumnya. Yang membedakan nabi Yesaya adalah ketulusan hatinya mengakui ketidaklayakan dan kesalahannya. Allah melakukan hal yang spesial untuk melayakkan nabi Yesaya untuk suatu pelayanan khusus. Nabi Yesaya pun diutus setelah dia berkata “ini aku utuslah aku”.
Para Penuai tangguh berikanlah hidupmu dilayakkan Allah sebagai pribadi terutus untuk tugas penuaian. Ingat! Bukan karena kita layak tetapi karena kita dilayakkan oleh Allah. Hanya saja milikilah hati yang rela untuk diutus.