Minggu 11 Februari 2018
MEMPEROLEH DAN MEWARTAKAN NILAI KEKEKALAN
1 Timotius 6:3-10
Bila saja kita jujur menginstropeksi diri kita pasti tahu bahwa pada suatu saat kesehatan kita mungkin bermasalah. Hal itu pasti, karena memang kita terbatas. Belum lagi bahwa semua yang kita konsumsi setiap hari memang membawa masalah untuk kersehatan kita. Juga pasti kita juga menyadari bahwa ada saatnya uang kita habis. Sekiranya pun uang kita tidak habis-habis, ada saatnya uang yang kita punya tidak selalu bisa menolong kita. Artinya kita dan yang kita punya sifatnya hanyalah sementara. Suatu saat kita pasti mengetahui bahwa apa yang kita lakukan kepada Kristuslah yang menetap atau abadi. Sebab itu saatnya memikirkan dan juga mengupayakan nilai-nilai yang dapat menghubungkan kita kepada hal-hal yang bernilai dan bersifat abadi.
Sesungguhnya Allah mempunyai rencana yang kekal untuk semua orang. Itulah sebabnya Allah menghendaki supaya setiap kegiatan umat-Nya selalu dihubungkan kepada nilai kekekalan. “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberi kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Pengkotbah 3:11). Walaupun kita mempunyai kecenderungan untuk menaruh hal-hal yang materi dalam hati kita tetap saja ada ruang yang kosong yang tersedia untuk nilai kekekalan. Hal itulah yang membuat kita mempunyai kerinduan yang mendalam kepada sesuatu yang lebih daripada hal-hal yang duniawi. semua manusia ingin hidup selama-lamanya dan berusaha melakukan pencarian yang tak henti-hentinya akan nilai kekekalan melalui aktifitas dalam hidup ini. Sudah terbukti hal-hal yang materi, kepuasan dan kesenangan dunia tak akan pernah mampu memuaskannya. kerinduan akan kekekalan akan semakin meningkat, karena semakin terbukti dunia dan hal-hal yang bersifat materi tidak dapat menggantikan kekosongan itu dalam hidup manusia.
Para penuai adalah alat dalam tangan Allah untuk menawarkan kekekalan itu kepada manusia. Sebab itu para penuai haruslah lebih mengisi dulu kekosongan dalam hidupnya dengan nilai kekekalan. para penuai harus memasuki hubungan yang benar dengan Dia pemberi kekekalan itu. Rasul Paulus menyaksikan bahwa pertemuannya dengan Yesuslah jaminan untuk memperoleh hidup yang kekal. Rasul Paulus pun tanpa ragu mengakui bahwa dia menjadi contoh bagi mereka yang percaya memperoleh hidup kekal.
Para penuai yang tangguh yang memang terpanggil untuk memberitahukan kekekalan sebaiknya harus lebih dulu mengisi dirinya dengan nilai kekekalan agar dapat menjadi teladan untuk memperoleh hidup yang kekal.
- M1 – Menerima : Terima firman dengan membuka diri kepada nilai kekekalan.
- M2 – Merenungkan : Bagaimana rasul Paulus menjadi contoh memperoleh hidup kekal?
- M3 – Melakukan : Pastikan Saudara telah memperoleh hidup yang kekal.
- M4 – Membagikan : Bagikan kegiatan yang bernilai kekekalan kepada yang lain.