Sabtu 10 Februari 2018
PERENCANA YANG BIJAKSANA
Yakobus 4:13-17
Ada kalimat bijak “gagal merencanakan adalah merencanakan kegagalan”. Kalimat bijak ini menjelaskan betapa pentingnya perencanaan. Penulis sebagai seorang guru menyadari betapa pentingnya merencanakan suatu kegiatan. Biasanya perencanaan itu dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Setelah tujuan ditetapkan maka disusunlah berbagai kegiatan agar tujuan itu dapat dicapai. Tetapi setelah dievaluasi kadang-kadang tujuan kurang tercapai. Untuk itu diadakan lagi perbaikan kegiatan agar tujuan tercapai. Ketika tujuan tidak tercapai, bukanklah perencanaan itu gagal atau tidak perlu. Perencanaan tetaplah perlu, hanya saja perlu juga kita sadari bahwa rencana itu bukanlah harga mati. Sering juga terjadi perencanaan untuk mencapai tujuan telah dibuat dengan hati-hati, tetapi rencana itu gagal oleh hal-hal yang tak terduga. Kalau sudah demikian apakah perencanaan awal tak berguna dan tidak perlu dilakukan lagi? Tentu saja tidak. Tetapi adalah suatu hal yang tidak bijaksana apabila kita menganggap setiap rencana pasti berhasil sepenuhnya sesuai yang diperkirakan. Memperkirakan rencana ke depan pasti tercapai adalah kepercayaan diri yang berlebihan. Janganlah sepenuhnya berpegang kepada rencana-rencana saudara. Adalah berdasar bahwa bersama Allah kita menatap masa depan dengan penuh pengharapan. Tetapi jangan menjadi terlalu percaya diri melangkah sendiri karena menganggap rencana saudara pasti sesuai dengan rencana Allah.
Para penuai tangguh! Tidak ada salahnya merencanakan sesuatu untuk masa depan yang lebih baik. Apalagi disertai dengan tindakan-tindakan nyata agar rencana itu menjadi kenyataan atau tercapai. Ada hal yang sangat prinsip dalam membuat rencana. Perlu kita mempunyai tujuan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, agar rencana itu menjadi nyata atau tercapai. Hanya saja membuat rencana yang sesuai dengan kehendak Tuhan bukanlah hal yang mudah. Ketika manusia secara bersama berencana membangun menara Babel tujuannya sangat jelas bertentangan dengan kehendak Allah. Tujuan untuk tetap bersatu di satu tempat sudah sangat jelas menentang kehendak Tuhan yang memerintahkan manusia berserak memenuhi bumi. Ditambah lagi tujuan utuk mencari nama bukan memuliakan Allah. Para penuai yang tangguh hati-hati dengan tujuan dalam membuat rencana.
Dua hal yang selalu berulang dilakukan Gereja Tuhan adalah membangun kerajaan dan mencapai ketenaran. Peristiwa pembangunan menara babel selalu berulang. Masih bagus Tuhan menggagalkan, tetapi bila terus berulang Allah akan membiarkan akhirnya gereja menjadi museum. Hai para penuai yang tangguh bersyukurlah bila rencana saudara digagalkan bila tidak sesuai dengan kehendak Allah.
M1 – Menerima : Terima firman sebagai fakta sejarah dan perintah.
M2 – Merenungkan : Mengapa Allah menggagalkan pembangunan menara babel.
M3 – Melakukan : Selalu tunduk kepada kehendak Allah.
M4 – Membagikan : Bagikan kebahagiaan bila melakukan kehendak Allah.