Kamis 08 Februari 2018
PEMBERI YANG HEMAT
Amsal 6:6-11; 30 ; Kejadian 41:46-57
Si hemat dan si pelit adalah 2 karakter yang berbeda. Kalau si hemat suka memberi tentu dengan berbagai pertimbangan sedangkan si pelit tidak suka memberi apapun pertimbangannya. Si hemat siap memberi untuk sesuatu yang penting dan berguna sedangkan si pelit sering memboroskan miliknya untuk dirinya sendiri dan untuk sesuatu yang tidak penting dan tidak berguna. Si hemat memang suka memberi walaupun tidak boros sedangkan si pelit tidak suka memberi tetapi untuk keinginan sendiri sering juga sangat boros. Pemberi yang hemat ini sangat cermat dan teliti. Dia tidak kuatir akan hari esok Tetapi dia menatap jauh dan mempersiapkan hal yang berguna untuk hari esok. Itulah sebabnya si pemberi yang hemat ini suka menabung. Karena menabung adalah menahan pengeluaran hari ini sehingga mempunyai cukup uang untuk digunakan pada masa depan. Sedangkan si pelit suka berhutang tanpa tujuan yang penting banyak uang di pundi-pundinya. Padahal berhutang berarti mengambil persediaan masa depan. Si pemberi yang hemat ini biasanya membuat anggaran untuk semua kebutuhannya secara cermat dan tertulis. Bukan bermaksud mengekang diri tetapi sebagai alat untuk memegang kendali. Juga bertujuan untuk menyederhanakan dan memudahkan proses penentuan pengeluaran dan keputusan yang harus dia lakukan.
Yusuf di Mesir merupakan teladan yang baik dalam hal si pemberi yang hemat yang diterapkan melalui menabung atau menahan pengeluaran hari ini untuk kebutuhan masa depan. Yusuf mengatur sebuah bangsa untuk menabung pada 7 tahun masa kelimpahan menyimpan untuk 7 tahun yang akan datang 7 tahun masa kekurangan. Pada usia 17 tahun Yusuf dijual sebagai budak oleh kakak-kakaknya. 13 tahun Yusuf hidup sebagai budak dan 3 tahun terakhir dijalaninya dalam penjara. Yusuf tetap setia kepada Allah dan Allah pun memberikan kemampuan kepadanya melihat keadaan suatu bangsa 14 tahun ke depan.
Raja Salomo menyuruh pemalas belajar pada semut. Semut memberi tenaganya secara maksimal saat dia punya kesempatan untuk bekerja. Semut melihat jauh ke depan. Selalu ada di depan masa sukar di mana dia tidak dapat mempergunakan tenaganya. Dia pun seakan-akan mempergunakan tenaga masa depannya untuk digunakan hari ini, agar dia punya sesuatu untuk digunakan pada masa yang akan datang. Yusuf memperjuangkan hidup suatu bangsa dengan cara memberi hidupnya memimpin satu bangsa untuk hidup hemat pada masa kelimpahan. Baik pelajaran dari si semut baik pun melalui perjuangan Yusuf telah terbukti mencegah terjadinya kelaparan pada masa sukar. Itulah dia jasa si pemberi yang hemat.
Pesan dari pembacaan Firman hari ini adalah hai para penuai jadilah si pemberi yang hemat. Biasakan hidup menabung.
- M1 – Menerima : Terima firman Tuhan dengan menjalani hidup hemat.
- M2 – Merenungkan : Apa yang dapat saudara pelajari dari si semut dan Yusuf?
- M3 – Melakukan : Jadilah si pemberi yang hemat.
- M4 – Membagikan : Ceriatkan keuntungan dari hidup hemat.