Minggu 04 Februari 2018
SIAP DIBENTUK SESUAI KEHENDAK ALLAH
Yeremia 18:1-17
Pada suatu ibadah Minggu Pollard duduk berdampingan dengan seorang nenek renta dan berpenampilan sederhana. Selama ibadah berlangsung hati Pollard seperti batu mengeras dan tidak tersentuh oleh semua ritual ibadah yang sesungguhnya tertata dengan apik. Pada akhir ibadah hatinya yang keras seperti batu, menjadi lembut tersentuh mendengar doa sang nenek yang duduk di sampingnya. Doa sang nenek: “Tuhan, tidak jadi soal Apa yang hendak kau lakukan dalam hidup kami Jadilah kehendakMu itu”. Pollard setelah lulus dan mengabdi belasan tahun menjadi guru sangat tertarik menjadi misionari ke Afrika. Setelah pengutusan ternyata ada kendala sehingga keberangkatannya tertunda. Kendala pertama adalah Badan Pekabar Injil sedang kekurangan dana. Kendala kedua, Pollard menderita penyakit diabetes sehingga harus terus berobat untuk mengontrol gula darahnya.
Pollard berusaha maksimal namun tetap saja gagal. Hingga usia 40 tahun realisasi untuk cita-citanya semakin tertutup. Dia pun mulai depresi akibat kekecewaan yang berkepanjangan. Dia merasa hidup sebatangkara di tengah-tengah keramaian kota New York. Dalam kondisi mulai meragukan rencana Allah atas dirinya dia pergi ke gereja mengikuti ibadah dengan hati yang sudah mulai mengeras dan sulit merasakan sentuhan kasih Allah. Ternyata doa sang Nenek telah mampu mengubah jalan hidupnya. Dia membuka Alkitabnya dan membaca Yeremia 18 secara berbeda dari biasanya. Dia memposisikan dirinya menjadi nabi Yeremia sedang menyaksikan tukang periuk mengerjakan perbuatan bejana. Ketika ada bentuk yang gagal bejana dihancurkan lagi dan dibuat bentuk yang lain sesuai apa yang baik menurut tukang periuk “Lalu firman Tuhan, seperti tanah liat di tangan tukang periuk demikianlah kamu ditanganku” (Yeremia 18:6).
Pada saat itu Polland mengetahui dirinya sebagai bejana yang gagal, yang perlu dilembekkan lagi untuk dibentuk menjadi bejana dalam bentuk yang lain. Dia pun menyadari bahwa selama ini dia terlalu bersikukuh menjadi penginjil ke Afrika. Mulai saat itu Polland terbebas dari kegelisahan. Dia beralih menjadi pengajar para misionaris yang dipersiapkan menginjil ke Afrika. Dia pulalah yang menulis puisi yang menjadi syair lagu “Jadilah Tuhan kehendak-Mu,sucikan hati pikiranku, tiliklah aku dan ujilah, ku di depan-Mu, sujud sembah” Para penuai yang tangguh! Harus siap dibentuk seturut maunya Tuhan. Untuk itu kita semua harus siap dihancurkan tangan Tuhan untuk dibentuk sesuai kreasi-Nya.
- M1 – Menerima : Terima firman dengan hati yang siap dibentuk Allah.
- M2 – Merenungkan : Bagaimana cara kerja tukang periuk.
- M3 – Melakukan : Ijinkan Allah membentuk hidup saudara.
- M4 – Membagikan : Sharingkan cara Allah membentuk hidup sederhana.