Kamis 01 Februari 2018
HAMBA YANG JUJUR
Lukas 19:11-27
Bagi seorang hamba pemberian tuannya pasti sangat berharga. Tetapi tentu sikap masing-masing hamba yang memperoleh satu mina tentu berbeda-beda. Apalagi jumlah mereka sepuluh orang, tentu ada sepuluh sikap. Penulis tidak akan mampu menjelaskan sikap mereka semua. Hanya saja penulis sangat tertarik dengan sikap hamba pertama seorang, ya hanya seorang saja. Hamba pertama memberi penghargaan yang baik kepada pemberian tuannya dengan cara memodalkannya untuk berdagang. Sama dengan sembilan hamba yang lain haruslah mereka bekerja secara mandiri. Dalam hal ini cara kerjasama bukanlah tujuannya sang tuan. Tuan ingin menilai kemandirian hamba-hambanya. Itulah sebabnya sang tuan meminta pertanggungjawaban masing-masing hambanya seorang demi seorang.
Kemandirian yang dituntut tuannya adalah kemandirian secara menyeluruh. Bukan hanya mandiri bekerja tetapi juga mandiri dalam pengawasan. Segala sesuatu kegiatan kerja, baik hasil kerja hanya dia yang tahu dengan Tuhan. Sang tuan tidak mempunyai dan juga tidak menugaskan seseorang untuk memonitor kegiatan kerja dan hasil kerjanya. Hamba pertama ini betul-betul mandiri termasuk mengawasi dirinya sendiri. Setelah tuan meminta pertanggungjawaban, hamba pertama ini mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil pekerjaannya yang bermodal satu mina tersebut. Dia berhasil dengan hasil besar hingga mencapai sepuluh kali lipat. Dia sebenarnya mempunyai peluang untuk memberi laporan palsu. Wajar saja sekiranya dia mencatut setengah atau lima mina. Buktinya hamba kedua dengan laba lima mina sudah cukup menyenangkan hati tuannya.
Di sinilah letak kemandiriannya betul-betul lengkap. Secara jujur dia menyerahkan semua laba itu kepada tuannya, hingga sang tuan memuji kejujurannya, “Katanya kepada orang itu: baik sekali perbuatanmu itu, Hai hamba yang baik, engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu Terimalah kekuasaan atas sepuluh kota” (Lukas 10:17).
Tuhan Yesus telah memberikan kepada penuai kesepakatan dan perlengkapan untuk diabdikan secara mandiri. Semua penuai yang setia dan takut kepada Allah yang berlaku seperti hamba yang jujur akan dipercayakan tanggungjawab yang lebih besar. Besar tidak selalu kuantitas tetapi juga kualitas.
- M1 – Menerima : Terima firman Tuhan dengan menyakini saudara bisa menjadi hamba yang jujur di dalam Kristus.
- M2 – Merenungkan : Mengapa tuan memberi pujian kepada hambanya?
- M3 – Melakukan : Jadilah hamba yang mandiri dan jujur.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya kemandirian dan kejujuran.