Rabu 27 Desember 2017
MENGHIDUPI IMAN DALAM HIDUP KESEHARIAN
Efesus 4:1b; Matius 15:7-8
Di kalangan masyarakat umum muncul istilah “Kalau hari minggu seperti malaikat, suci, kudus tetapi hari senin sampai sabtu seperti serigala lapar, apa saja diterkam”. Istilah ini merupakan ungkapan yang ditujukan kepada orang-orang yang membuat dikotomi yaitu sikap menempatkan dua hal hal yaitu kehidupan spiritual dan kehidupan sekuler, yang berbeda dan sangat sulit untuk disatukan. Pada hari minggu, bersikap baik, menebar senyum. Tetapi ketika terjun ke dunia pekerjaan, usaha dan lain-lain pada hari senin sampai dengan hari sabtu sikapnya berubah drastis, egois dan menjalankan pekerjaan / usahanya dengan cara yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Sangat terlihat perbedaan yang sangat mencolok sikapnya / perbuatannya di hari minggu dengan hari-hari lainnya.
Sikap, kata-kata dan tindakan tidak mencerminkan iman Kristiani sehingga tidak nampak pengaruh Kristus. Orang tidak melihat bahwa Kristus di dalam hidup mereka. Padahal seharusnya pengakuan iman / kepercayaan kepada Kristus mengubah perilaku, perbuatan seseorang untuk menjadi seperti Kristus.
Yohanes Pembaptis di awal pelayanannya berseru bahwa seseorang harus menghasilkan buah sesuai dengan pertobatan. Maskudnya bila seseorangn mangaku telah bertobat, ia meninggalkan cara hidup yang lama dan muali dengan kehidupan baru. Rasul Paulus mempertegas, 2 Korintus 5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, ketika Yesus bertahta di hati seseorang maka akan terefleksi / terpancar karakter Kristus di manapun, kapanpun ia berada. Perempuan Samaria, Zakheus mengalami perubahan yang mencolok ketika berjumpa dengan Kristus secara pribadi. Sebab itu Yesus mengatakan bahwa setiap orang percaya adalah terang dunia untuk menerangi dunia yang gelap. Ada perbedaan dan perbedaan itu harus nampak, harus dilihat orang sehingga pengaruh Kristus berdampak bagi hidup orang lain.
- M1 – Menerima : Terima Firman dengan pengertian yang benar (seutuhnya)
- M2 – Merenungkan : Renungkan arti pertobatan yang sesungguhnya.
- M3 – Melakukan : Berkata-kata, bersikap dan berbuat sesuai pertobatan.
- M4 – Membagikan : Bagikan pengalaman berproses menjadi pelaku Firman.