Senin 18 Desember 2017
BERTOBAT, TENANG DAN PERCAYA
Yesaya 30:8-18
Kondisi Yehuda betul-betul sangat terancam oleh kekuatan Asyur. Sesungguhnya bangsa pilihan Allah tidak perlu takut karena sudah terbiasa mengalahkan bangsa-bangsa yang jauh lebih kuat dari mereka. Selama Yehuda taat kepada Allah dan tidak terlibat kepada penyembahan berhala sudah dapat dipastikan akan selalu terlindung dari kejahatan dan kekejamanan bangsa lain. Nabi Yesayalah yang dipakai Allah mengingatkan raja-raja Yehuda agar tetap setia kepada Allah.
Ketika Yehuda terancam oleh bangsa Israel dan Aram Yesaya mengingatkan agar bertobat saja tidak perlu berperang. Tetapi raja Yehuda malah meminta bantuan dari Asyur. Yehuda bukan saja kalah tetapi menjadi terjepit pada posisi sebagai musuh bagi bangsa Asyur yang mengalahkan Mesir dan Israel. Kembali nabi Yesaya mengingatkan Yehuda agar tetap tenang dan percaya kepada rencana Allah. Memang peringatan nabi Yesaya sering dianggap tidak logis oleh raja Yehuda.
Ketika Asyur merencanakan penyerangan besar-besaran kepada Yehuda, Yesaya tetap setia menyampaikan peringatan Allah agar mereka tidak perlu melawan, apalagi meminta bantuan dari bangsa lain. Bukan berperang jalan keluarnya tetapi bertobat. Raja-raja Yehuda terperangkap kepada cara-cara bangsa lain dalam mempertahankan kedaulatan bangsanya. Nabi Yesaya selalu mengingatkan bukan cara dunia tetapi cara Allah-lah yang tepat dan benar. Nabi Yesaya ini dijuluki sebagai nabi “keselamatan”. Selain dari arti namanya adalah “Tuhan menyelamatkan”, dia juga menggunakan kata “keselamatan” tiga kali lipat dari nabi-nabi yang lain. Belakangan ini gereja sangat tertarik mengadopsi banyak hal dari dunia sekuler dalam upaya mengembangkan pelayanan gereja.
Sebenarnya tidak ada salahnya selama hal itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan. Paling tidak usaha itu sudah memberi petunjuk bahwa masih banyak yang memberi perhatian dan sumbangsih untuk mengembangkan pelayanan gereja. Hanya saja gereja perlu mengutamakan yang utama. Nabi Yesaya mengingatkan bahwa yang uatama itu adalah bertobat, tenang dan percaya. Setelah yang utama barulah yang lainnya. Dalam merayakan Natal tahun ini mari pula kita mengutamakan yang utama. Bersyukur atas anugerah keselamatan dari Allah dan juga mempertajam pertobatan. Setelah itu boleh juga mencipta keceriaan dan kemeriahan.
- M1 – Menerima : Terima Firman dengan menyakini cara Allah-lah yang benar.
- M2 – Merenungkan : Coba cari bagaimana cara Yehuda menolak Firman?
- M3 – Melakukan : Mari berjuang mengutamakan Firman dari yang lain.
- M4 – Membagikan : Sharingkan keutamaan Firman dari cara-cara dunia.