Senin 04 Desember 2017
SEORANG YANG TULUS HATI
Matius 1:18-25
Setiap natal tiba tokoh Yusuf adalah merupakan pribadi yang layak disorot. Matius menampilkan Yusuf adalah seorang pria yang tulus. Alah berdaulat memakai siapa saja tanpa syarat-syarat tertentu tetapi sepertinya karakter tulus hati adalah merupakan salah satu alasan yang melayakkan Yusuf menjadi sosok seorang pria yang dipakai Allah menjadi bapa pengasuh Yesus, bukan bapa biologis. Dalam hal ini kita perlu dituntun kepada pemahaman bahwa Allah sangat selektif memilih hambanya untuk menjadi alat khusus untuk kelahiran Yesus.
Memilih seseorang yang tulus hati untuk suatu tugas sangat penting adalah tepat dan benar. Sifat atau karakter tulus adalah orang yang mempunyai hati bersih dan tulus. Orang tulus tidak akan pernah berpura-pura karena apa yang ada dihatinya selalu berhubungan dengan apa saja yang dikatakan dan dilakukan. Orang tulus tidak suka menyakiti orang lain. Sekiranya pun orang lain menyakitinya dia biasanya menanggung sendiri tanpa ada niatan membukanya ke orang lain.
Ketika Yusuf mengetahui Maria tunangannya mengandung tentu dia sakit hati karena merasa terkhianati. Sebagai seorang laki-laki tentu hatinya terluka. Tetapi ketulusan hatinya menuntunnya agar tidak bertindak gegabah. Dia tetap menjaga kehormatan Maria. Yusuf merencanakan dalam hati agar terpisah secara baik-baik. Tetapi malaikat Tuhan menginformasikan kepadanya dalam mimpi bahwa Maria mengandung dari Roh Kudus. Yusuf langsung percaya tanpa sedikit keraguan.Orang tulus memang sangat mudah mempercayai segala sesuatu yang datang dari Tuhan. Jangankan dari Tuhan, dari sesama manusia orang tulus sangat mudah percaya. Hal itu didasari oleh karakternya yang selalu berkata benar, dia pun menganggap orang lain seperti dirinya. Itulah sebabnya ketulusan harus dipasangkan dengan kecerdasan.
Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa dalam menghadapi dunia yang jahat ini umat-Nya harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Akan halnya Yusuf tentu saja kecerdasannya tidak perlu diragukan walaupun tidak dijelaskan dalam kasus ini. Karena tekanannya adalah Allah memakai orang yang tulus untuk melaksanakan rencana-Nya.
Jadi ketulusan hati adalah karakter yang harus diperjuangkan karena melaluinya Allah memancarkan pengaruh-Nya kepada orang lain.
- M1 – Menerima : Terima Firman Allah sebagai kisah nyata.
- M2 – Merenungkan : Posisikan diri saudara sebagai Yusuf saat membaca.
- M3 – Melakukan : Berjuanglah untuk selalu tulus dan jujur.
- M4 – Membagikan : Teruslah bersaksi tentang kedatangan Yesus untuk menyelamatkan