Jumat 24 November 2017
KRISTEN GARAM ATAU KRISTEN KRIKIL YANG MENJADI BERKAT
Lukas 14:25-35
Seorang pengikut Kristus (disebut Kristen) idealnya adalah mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh dalam arti mau melepaskan segala sesuatu, mengikut Tuhan dan mempermuliakan Nama Tuhan. Namun faktanya hari ini banyak orang Kristen terbagi dalam dua golongan : Kristen Garam dan Kristen Kerikil.
Garam pada masa Alkitab adalah garam dalam bentuk bongkahan, garam ada di dalam batu karang dalam bentuk kerikil. Orang mengikat kerikil dengan tali kemudian memakainya sebagai garam dengan cara mencelupkannya dalam air. Lama kelamaan kerikil itu tidak lagi asin atau menjadi tawar dan kemudian harus dibuang karena tidak lagi berguna.
Sebagai orang Kristen di dunia ini kita harus menjadi Kristen garam, yaitu para pengikut Tuhan yang bisa memberi dampak kepada orang lain dengan nilai-nilai Kristen yang benar dalam hidup kita. Kita tidak boleh kehilangan rasa dan hanya tinggal kerikil yang tidak berguna kemudian dibuang. Kristen garam harus menunjukkan fungsinya yaitu memberi pengaruh positif, pengaruh yang benar dan yang sesuai keinginan Tuhan.
Makanan tanpa garam adalah makanan yang tidak bisa dinikmati, maka jadilah Kristen garam yaitu hidup kita bisa dirasakan/dinikmati oleh Tuhan dan sesama. Dalam Im. 2:13, korban sajian yang dipersembahkan kepada Tuhan harus dibubuhi garam. Inilah tipologi (penggambaran) yang harus kita terapkan dalam Kekristenan saat ini. Yesus memilih dan memanggil kita supaya kita mempersembahkan hidup sebagai korban sajian yang memiliki nilai baik dan benar di hadapan Tuhan dan sesama.
Nilai Kekristenan kita tidak boleh hanya terlihat saat kita berjemaat di gereja saja tetapi saat kita bermasyarakat kita harus tetap memberi rasa. Korban sajian itu menjadi ingat-ingatan, artinya setiap orang Kristen harus memberi kesan yang baik kepada semua orang (Imamat 2:9, 16). Saat kita hidup bermasyarakat, orang lain harus mengingat kita sebagai orang Kristen yang memberi pengaruh yang baik dan nilai-nilai Kekristenan itu bisa mereka rasakan. Jika kita tidak meninggalkan kesan yang baik bagi orang lain, kita disamakan seperti garam yang kehilangan rasa dan hanya menjadi Kristen kerikil saja. Kita dipanggil untuk memuliakan Nama Tuhan, artinya bukan sekedar memuji Tuhan dengan mulut kita tetapi menjunjung tinggi Nama Tuhan dengan perilaku kita.
Kekristenan bukan sekedar identitas KTP kita saja tetapi Kekristenan harus bertumbuh dari pengaruh hidup kepada sekitar kita. Kristen garam akan memberi dampak yang baik, membawa berkat dan mempermuliakan Nama Tuhan sedangkan Kristen kerikil hanya akan meninggalkan kesan buruk, mempermalukan Nama Tuhan. Kita termasuk kelompok Kristen yang mana?
- M-1; M-2; M-3; M-4 : Baca, renungkan, lakukan dan bagikan Firman Tuhan hari ini.