Minggu 22 Desember 2019
HIDUP SEBAGAI ANAK TAAT
Yeremia 31-32; Mazmur 134; 1 Petrus 1
Ayat Mas / Renungan
1 Petrus 1:14-16 “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”
Tidak mudah bagi Petrus menulis surat kirimannya kepada jemaat di seluruh propinsi Asia kecil kekaisaran Romawi. Tetapi juga dia tak mampu menahan diri untuk tidak menyurati jemaat yang sebagian besar sedang hidup menderita bagi Kristus. Tidak mudah, tentu karena dia mempunyai perjalanan hidup yang tidak mudah. Tetapi perjalanan yang tidak mudah itu pulalah yang menjadi alasannya tidak mampu menahan diri. Karena dalam pergumulan hidupnya, dia melihat campur tangan Allah dalam membentuk hidupnya menjadi seseorang yang semakin baik dan semakin hidup benar dan berkenan kepada Allah. Dia menyadari hidup semakin mentaati Allah seperti dirinya sangatlah sulit, tidak mudah tentunya tetapi juga tidak mustahil.
Pada saat penyangkalannya, Petrus sangat putus asa dan menyatakan dirinya sudah gagal. Tetapi seperti biasanya bukan kesuksesan tetapi kegagalanlah yang lebih berpotensi membentuk kehidupan kerohanian umat Tuhan. Efek kegagalan Petruslah awal yang menuntunnya merendahkan hati. Sempat Petrus tidak mampu mengampuni dirinya sendiri dan berusaha menghindar dari teguran Yesus. Untungnya Yesus tidak pernah putus asa membentuk Petrus walaupun Petrus sudah putus asa terhadap dirinya sendiri. kemurahan hati Yesus lah yang memulihkan kehidupan Petrus, sehingga bangkit dari keterpurukannya. Penderitaan Petrus sebagai reaksi atas pemberitaan Injil memang berat tetapi dia meresponnya dengan sukacita, karena dia ikut terlibat dalam penderitaan Kristus. Penderitaan terberat Petrus adalah melawan keinginannya agar terbentuk semakin serupa dengan Kristus.
Di kemudian hari setelah Petrus terbentuk dia menasehati agar orang-orang percaya siap menderita dalam rangka membentuk diri semakin benar dihadapan Allah. Dia menasehati orang percaya berulang kali dengan berkata “hiduplah sebagai anak taat“. Petrus sangat menyadari bahwa ketaatannya kepada firman Tuhan adalah hal utama dalam kehidupan pengikut Kristus. Ketaatan kepada Firman itu mengarahkan untuk konsentrasi melakukan kehendak Allah bukan kehendak diri sendiri. Anak-anak yang taat itu mengetahui betul bahwa perbuatan dan perilakunya adalah bagian dari ketaatannya kepada firman Allah. Rasul Paulus mengatakan karena ketidaktaatan Adam manusia binasa, tetapi karena ketaatan Yesus manusia selamat. Petrus mengetahui untuk mentaati Allah tidak mudah tetapi bila tetap menjadikan Yesus teladan pasti bisa. Ketaatanlah yang membuat Petrus terus maju dalam memberitakan Injil. (MT)
Mentaati Allah memang tidak mudah tetapi juga tidak mustahil jadi teruslah taat.