Senin 29 Desember 2025
KETULUSAN SANG PELOPOR
Bacaan Sabda : Yohanes 1:20-21
“Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: ”Aku bukan Mesias.” Lalu mereka bertanya kepadanya: ”Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Dan ia menjawab: ”Bukan!” ”Engkaukah nabi yang akan datang?” Dan ia menjawab: ”Bukan!” (Yohanes 1:20-21)
Kemunculan Yohanes sebagai seorang pelopor cukup menggemparkan. Kharisma dan beritanya sangat mengagumkan. Ia dipercaya dan mendapat sambutan yang luar biasa, walaupun ia hanya menyampaikan berita di padang belantara. Kemunculannya yang begitu mengejutkan membuat para tokoh agama ingin mengetahui siapa sesungguhnya dia. Itu adalah kesempatan emas bagi Yohanes Pembaptis untuk menjadi terkenal. Namun, ia justru memberikan pengakuan yang benar dan tidak berdusta. Ia mengatakan dirinya apa adanya, tanpa membesar-besarkan atau menguranginya.
Ia tidak mengaku sebagai Mesias, juga tidak menyatakan dirinya sebagai Elia atau nabi yang sedang ditunggu-tunggu. Padahal, bila ia mengatakan bahwa ia adalah salah satu tokoh yang dipertanyakan oleh para utusan imam, tentu ia akan segera menjadi terkenal. Bagi Yohanes Pembaptis, ketenaran bukanlah tujuannya. Baginya, yang utama dan satu-satunya adalah mengatakan dan menyuarakan kebenaran.
Salah satu ciri ketulusan adalah tidak tergiur oleh ketenaran, karena berpegang teguh pada kebenaran. Yohanes tidak menganggap ketenaran itu sebagai sesuatu yang salah, tetapi ia pun tidak menganggap terkenal sebagai sesuatu yang harus dikejar. Hal penting yang perlu kita renungkan adalah: karena apa atau bagaimana seseorang menjadi terkenal dan tenar.
Yohanes Pembaptis sebenarnya memiliki kesempatan untuk dikenal luas bila ia mengaku sebagai Mesias atau Elia, tetapi ia menjauhkan diri dari dusta. Ia cukup menjadi dirinya sendiri apa adanya, dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Ketika ketulusan hatinya diguncang, ia memilih untuk tetap tulus, sebab ketulusan sejati adalah kondisi hati yang kuat dan tak tergoyahkan. Tulus memang tidak populer, tetapi sangat memerdekakan.
Yohanes Pembaptis tidak tergiur untuk menjadi seseorang yang jauh lebih terkenal, bahkan lebih dari mereka yang sangat dihormatinya. Ia lebih suka menghormati daripada dihormati. Yohanes Pembaptis menjawab “bukan” atau “tidak” terhadap pertanyaan yang memang jawabannya demikian. Dan sekiranya ada pertanyaan yang jawabannya “ya”, tentu Yohanes akan menjawabnya dengan jujur, sebab ia adalah seorang pelopor yang tulus. Kepeloporan sejati harus dinyatakan melalui ketulusan.
Karena itu, selain menjadi pelopor bagi Yesus Kristus, Yohanes Pembaptis juga adalah pelopor ketulusan. MT
Kalau ada yang harus dikejar bukanlah ketenaran melainkan kebenaran.








