Sabtu 15 November 2025
ALLAH TIDAK BERUBAH
Bacaan Sabda : Mazmur 119:89-96
“Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga.” (Mazmur 119:89)
Mengapa hasil dari belajar hidup mengenal Allah itu menetap? Salah satu jawabannya adalah karena Allah tidak berubah. Segala sesuatu di bumi ini akan selalu berubah dan tidak ada yang menetap. Orang berubah, rambut berubah, pakaian berubah, musim berubah, zaman berubah—tetapi Allah tidak berubah.
Firman-Nya pun tidak berubah sampai selama-lamanya. Mengapa Allah tidak berubah? Bukankah itu berarti tidak ada kemajuan? Jawabannya adalah karena Allah sudah sempurna. Kodrat Allah itu stabil dan konsisten secara sempurna. Dia tidak dapat, dan tidak perlu, berubah.
Namun, dalam Alkitab kita juga menemukan pernyataan bahwa Allah menyesal, mengubah pendapat, atau mengubah keputusan-Nya. Bagaimana memahami hal ini?
Kita dapat berkata bahwa Allah yang berdaulat memang dapat mengubah keputusan-Nya, sebagaimana Allah yang tidak terbatas juga berdaulat untuk membatasi diri-Nya. Contohnya, Allah telah memutuskan untuk menghukum penduduk Niniwe karena kejahatan mereka. Namun, setelah mereka bertobat melalui khotbah Nabi Yunus yang karismatik, Allah mengubah keputusan-Nya.
Dalam hal ini, pada hakikatnya Allah tidak berubah. Yang terjadi adalah Allah mengubah metode-Nya dalam mendekati penduduk Niniwe, karena mereka telah menyesuaikan diri dengan kehendak Allah.
Pada awalnya, Allah mengekspresikan karakter-Nya yang Mahakudus, sehingga murka terhadap dosa penduduk Niniwe. Tetapi setelah mereka bertobat, Allah mengekspresikan karakter-Nya yang Maha Kasih, dan mengampuni mereka. Jadi, karakter Allah tidak berubah, karena karakter-Nya sudah sempurna.
Bukan Allah yang menyesuaikan diri dengan manusia, tetapi Allah bereaksi terhadap penyesuaian diri manusia kepada-Nya. Fakta tentang penduduk Niniwe ini memotivasi kita untuk terus belajar semakin mengenal Allah. Contoh lain dari hal ini adalah ketika Allah yang tak terbatas menjadi terbatas — Allah menjadi manusia dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
Dalam hal ini pun Allah tidak berubah, melainkan menyatakan karakter-Nya. Dia Mahakudus, sehingga harus menghukum dosa; tetapi Dia juga Maha Kasih, sehingga menyelamatkan manusia dari maut. Allah menjadi manusia untuk menanggung hukuman dosa di kayu salib — sebagai bukti keadilan dan kasih-Nya yang sempurna. MT
Segala sesuatu bisa berubah kecuali Allah.





