Rabu 12 November 2025
ALLAH ADALAH ALLAH
Bacaan Sabda : Yesaya 40:18-26
“Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. Dongakkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentaranya tampil menurut jumlahnya? Ia memanggil semuanya dengan nama; karena Ia mahakuasa dan besar kekuatan-Nya, tidak ada satupun yang hilang.” (Yesaya 40:25-26)
Ada sebuah cerita tentang seekor kalajengking yang ingin menyeberangi sungai. Sang kalajengking dengan ramah meminta bantuan seekor katak. Melihat keramahan itu, sang katak pun bersedia menyeberangkannya dengan cara mengizinkan sang kalajengking bertengger di punggungnya.
Namun, begitu sampai di seberang sungai, sang katak merasakan sakit yang luar biasa karena kalajengking telah menyengatnya. Dalam keadaan sekarat, sang katak berkata kepada kalajengking, “Bagaimana mungkin engkau melakukan ini kepadaku, padahal aku sedang menolongmu menyeberangi sungai sesuai permintaanmu?” Sang kalajengking menatap katak dengan penuh rasa kasihan dan berkata, “Maaf, Tuan Katak. Aku tidak bisa berbuat lain, sebab menyengat sudah menjadi kodratku.”
Sangatlah penting bagi kita untuk mengenal kodrat seseorang—terutama kepada siapa kita berhubungan dan berkomunikasi—agar kita tidak memiliki pandangan dan sikap yang keliru.
Demikian pula, kita perlu mengenal kodrat Allah sebagaimana Dia menyatakannya sendiri melalui Firman-Nya. Allah itu transenden, artinya berbeda dari ciptaan-Nya. Allah itu unik, karena Allah adalah Allah. Tidak ada satu pun yang dapat disamakan atau dibandingkan dengan Dia.
Jangan pernah mencoba memahami Allah berdasarkan gagasan atau ide kita sendiri, sebab hal itu pasti akan membawa kita pada kesalahan. Satu-satunya pengertian yang benar mengenai kodrat Allah hanyalah pengertian yang Dia nyatakan sendiri kepada kita, sebab tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang menyerupai-Nya.
Allah itu transenden—berbeda dalam rancangan dan cara-Nya. Cara Allah bekerja tidak sama dengan cara kita bekerja. Seperti tertulis dalam Yesaya 55:8–9, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.”
Karena Allah itu transenden, berbeda, dan unik, maka kita tidak boleh membuat patung atau gambar yang menyerupai Dia. Allah tidak menghendaki kemuliaan-Nya dibatasi atau dilokalisasi.
Sebab itu, marilah kita mengenal Allah sebagaimana Dia menyatakan diri-Nya melalui Firman-Nya. Jangan pernah belajar mengenal Allah berdasarkan gagasan atau pengalaman manusia, melainkan melalui pewahyuan-Nya sendiri. MT
Allah paling sering disalahpahami, tetapi Allah tetaplah Allah.





