Selasa 23 September 2025
MISKIN TETAPI KAYA
Bacaan Sabda : Wahyu 2:8-11
“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.” (Wahyu 2:11)
Judul renungan ini bukanlah permainan kata, melainkan sebuah kalimat yang menggambarkan kondisi sesungguhnya dari jemaat Smirna. Jemaat Smirna hidup dalam kemiskinan yang parah. Dalam arti sebenarnya, mereka “tidak memiliki apa-apa” Secara ekonomi, mereka melarat.
Mengapa mereka sangat miskin? Penting untuk menjelaskannya agar kita tidak menuduh mereka sebagai orang-orang pemalas. Jemaat Smirna kebanyakan adalah pendatang dari Galilea dan Yudea. Mereka melarikan diri tanpa membawa apa-apa ketika meletus pemberontakan orang Yahudi antara tahun 66–74 Masehi.
Di Smirna, terdapat kelompok orang Yahudi yang memfitnah orang-orang Kristen. Mereka menyebarkan berita bohong dan menuduh Kristen sebagai sumber masalah serta kelompok yang tidak setia kepada pemerintah Romawi. Hal ini menjadi sangat berat karena Smirna adalah kota penting bagi kekaisaran Romawi, bahkan di sana didirikan sebuah kuil untuk menghormati Kaisar Tiberius. Kondisi politik dan tekanan dari kelompok Yahudi inilah yang mempersulit orang-orang Kristen di Smirna. Situasi sulit yang berkepanjangan membuat mereka hidup dalam kemiskinan.
Namun, Kristus justru memberi mereka status yang berbeda: kaya. Ya, jemaat Smirna miskin secara ekonomi, tetapi kaya secara rohani. Kelemahan mereka adalah kemiskinan, tetapi kekuatan mereka adalah kekayaan iman. Kemiskinan itu bukanlah akibat kesalahan atau kelalaian mereka, melainkan karena kondisi politik, penindasan, dan fitnah. Sebaliknya, kekayaan mereka yang sejati adalah kekayaan rohani, iman, dan hati—sesuai dengan predikat yang diberikan Tuhan: “Aku tahu kesusahan dan kemiskinanmu, namun engkau kaya.”
Jemaat Smirna merupakan kebalikan dari jemaat Laodikia, yang kaya secara materi tetapi oleh Tuhan disebut “melarat, malang, dan miskin” secara rohani.
Yesus menegaskan bahwa penderitaan jemaat Smirna belum berakhir. Mereka masih harus menghadapi pencobaan yang berat selama sepuluh hari, sebagai puncak dari penderitaan mereka. Namun, kesetiaan mereka akan mendatangkan upah: Mahkota Kehidupan.
Jemaat Smirna boleh saja mengalami “kematian yang pertama,” yaitu kematian jasmani, tetapi mereka tidak akan mengalami “kematian yang kedua”, yaitu kehilangan hidup yang kekal. Sebaliknya, para penganiaya, jika tidak bertobat, akan mengalami baik kematian pertama maupun kematian kedua. MT
Tidak ada yang mau hidup miskin di dunia ini, tetapi kalaupun miskin tetaplah kaya dalam pengertian selalu hidup dekat dengan Tuhan.