Senin 30 Juni 2025
HIDUP MENJADI SAKSI KRISTUS
Bacaan Sabda : Matius 28:16-20
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” (Matius 28:19)
Hidup sebagai saksi Kristus bagi umat Kristen bukanlah sebuah pilihan, melainkan perintah yang harus ditaati. Seorang saksi Kristus adalah orang yang berbicara tentang apa yang diyakini, diketahui, dan dialami mengenai Kristus. Hanya mereka yang memiliki keyakinan teguh, pengetahuan yang jelas, dan pengalaman iman yang nyata yang akan berani melangkah dalam panggilan menjadi saksi Kristus. Memang, pengetahuan, keyakinan, dan pengalaman hidup kita belum sempurna, tetapi dalam perjalanan hidup sebagai saksi Kristus, kita terus bertumbuh, belajar, dan diasah sehingga hidup kita makin mendekati kesempurnaan di dalam Dia.
Ada dua hal penting yang perlu diketahui tentang menjadi saksi Kristus:
- Saksi Kristus adalah Kelompok Minoritas. Saksi Kristus sering kali merupakan kelompok minoritas yang menjadi sasaran kecurigaan, fitnah, bahkan tuduhan yang tidak berdasar. Karena itu, seorang saksi Kristus harus siap menghadapi ketidaknyamanan dengan damai, menghadapi penderitaan dengan sukacita, dan menghadapi ancaman tanpa rasa takut. Inilah panggilan mulia: tetap bersaksi di tengah dunia yang tidak selalu bersahabat.
- Saksi Kristus adalah Hamba yang Melayani. Secara alami, manusia cenderung ingin menjadi tuan yang memerintah, bukan hamba yang melayani. Sayangnya, belakangan ini tidak sedikit saksi Kristus yang terseret arus dunia, termasuk para pemimpin gereja yang seharusnya menjadi pelayan umat, tetapi justru dilihat sebagai orang besar, berpenghasilan besar, dan bahkan sulit didekati.
Padahal, sejarah membuktikan bahwa kebesaran sejati lahir dari kehidupan yang rela melayani. Salah satu contoh nyata adalah Albert Schweitzer—seorang musikus, komposer, teolog, dan dokter yang memperlihatkan kebesaran hidupnya melalui pelayanan kemanusiaan, mengabdikan seluruh hidupnya untuk mengurangi penderitaan orang-orang susah. Ada perbedaan mencolok antara para pemimpin Jepang dan Amerika. Pemimpin di Jepang dikenal sebagai hamba yang melayani, sedangkan pemimpin di Amerika seringkali bertindak sebagai tuan yang memerintah. Tidak heran bila Jepang mampu mengalahkan Amerika dalam industri otomotif, karena nilai kepemimpinan yang melayani diterapkan secara nyata.
Siapapun yang menjalani hidup sebagai hamba yang melayani akan diangkat oleh Tuhan, baik ia orang Kristen maupun bukan, karena melayani adalah kehendak Tuhan. Maka, saksi Kristus sejati adalah mereka yang menyerahkan diri sebagai hamba yang melayani, walaupun mereka adalah kelompok minoritas. MT
Pemimpin sejati adalah hamba yang melayani bukan tuan yang menguasai.