Rabu 21 Mei 2025
SETIA TERHADAP PANGGILAN
Bacaan Sabda : Galatia 1:11-24
“Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.” (Galatia 1:11)
Setelah Saulus menjadi rasul, dia sempat memberitakan Injil ke Damsyik, kemudian dia pergi ke Arab dan kembali lagi ke Damsyik. Hal itu memakan waktu kurang lebih 3 tahun barulah dia bergabung dengan para rasul di Yerusalem. Sepertinya kepergian Paulus ke Arab adalah atas perintah Tuhan untuk menyendiri belajar Firman lebih jelas langsung dari Tuhan Yesus. Dalam ayat 12 rasul Paulus menegaskan bahwa bukan manusia yang mengajarkan Injil kepadanya tetapi Tuhan Yesus langsung. Karena banyak hal yang harus diklarifikasi dalam konsep berpikir Paulus sebelum dia melayani sebagai rasul.
Dalam Galatia 4:25, Paulus pergi ke dekat gunung Sinai yang membutuhkan keberanian dan kekuatan yang luar biasa. Mungkin pengalaman ini yang dimaksud sebagai “bahaya penyamun” dan “bahya di padang gurun” (2 Korintus 11:26). Mungkin juga dia sudah menginjil di Arab, karena ketika dia kembali ke Damsyik ia sudah menjadi seorang pemberita Injil yang berwibawa dan berpengaruh. Jadi rasul Paulus sama seperti 12 orang murid Tuhan Yesus yang belajar tentang Injil langsung dari Yesus kurang lebih tiga tahun. Setelah belajar Injil dari Yesus 3 tahun barulah Paulus bertemu dengan murid-murid yang lain.
Ketika Paulus kembali ke Damsyik ia mulai bersaksi lagi dan orang Yahudi mencari jalan untuk menghentikannya. Sekarang dia mulai merasakan bagaimana rasanya dianiaya bukan penganiaya. Sepanjang hidupnya rasul besar ini dibenci, dikejar dan berulangkali mau dibunuh tetapi dia tetap setia kepada panggilannya sebagai rasul Kristus.
Bila kita membaca Kitab Para Rasul, kita akan memahami bagaimana penganiayaan semakin bertambah sampai akhirnya rasul Paulus dijebloskan ke dalam penjara di Roma. Tetapi penjara pun tidak mampu menghentikannya untuk memberitakan Injil. Paulus menganggap baginya wajib membicarakan Injil bukan untuk menyukakan manusia tetapi menyukakan hati Allah. Paulus pun menyatakan kesetiaannya melalui pola hidup yang dijalani berpadanan dengan Injil yang dia beritakan yaitu seumur hidupnya dia tetap hidup sederhana walaupun sukses dalam pelayanannya. MT
Allah dalam Yesus Kristus memakai berbagai kemungkinan untuk mengubah dan memakai rasul Paulus.