Kamis 27 Februari 2025
HIDUP TAK BERARTI TANPA TUHAN
Bacaan Sabda : Pengkhotbah 1:1-18
“Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” (Pengkhotbah 1:2-3)
Tentu saudara sependapat dengan saya, Kitab Amsal jauh lebih menarik dan mudah dicerna dibanding dengan Kitab Pengkhotbah. Hal itu sangat logis. Seperti namanya Amsal berisi kalimat-kalimat singkat yang mudah difahami dan memang sangat menantang untuk diterapkan dalam hidup sehari-hari. Sedangkan Pengkhotbah memuat kalimat-kalimat yang asing sehingga kurang menarik dan sulit menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Ada juga yang berpendapat bahwa Raja Salomo menulis Amsal dalam kondisi kerohaniannya baik dan benar. Perjalanan imannya sedang pada puncak kekuatannya. Tetapi pengkhotbah di tulis justru pada saat Salomo mengalami kegelapan rohani. Kegelapan rohani menerpa raja yang penuh himkat ini pada puncak kesuksesannya memimpin dan mempersatukan bangsa pilihan Allah. Tetapi dalam masa kegelapan rohani dia masih membuktikan bahwa dia tetap memiliki hikmat. Bukan hanya itu saja, justru pada masa kegelapan rohani tidak menghentikannya untuk membuat kesimpulan-kesimpulan yang sangat dalam dan berharga.
Salah satu kesimpulannya itu adalah “hidup tak berarti tanpa Tuhan”. Segala sesuatu seperti harta, kedudukan dan kecerdasan serta berbagai pencapaian hanyalah merupakan hal-hal yang kecil. Istilah yang berulang-ulang dipakai adalah hal-hal yang sia-sia.
Bayangkan saja dia telah berjuang untuk segala kesuksesan dan juga reputasinya ternyata dia sampai kepada kesimpulan bahwa itu semua adalah hal-hal kecil yang sia-sia. Ternyata justru pada saat kegelapan rohaninyalah raja Salomo menyadari bahwa dia telah terperosok kepada hal-hal kecil yang sia-sia. Dia menyadari bahwa Allah-lah pusat kebenaran di alam semesta ini. Dia menyadari bahwa dirinya terperosok kepada tujuan yang tidak jelas. Hidup tak berarti tanpa Tuhan. Itulah kebinasaan tingkat tinggi yang membuat hidup menjadi sia-sia. Ketika berbagai pencapaian digapai semuanya menjadi sia-sia ketika terlepas dari kehendak Allah.
Raja Salomo justru ingin menghancurkan semua harapan manusia kepada dunia sekuler. Dengan menyuarakan bahwa: “Hidup sungguh tak berarti dan sia-sia tanpa Tuhan”. MT
Segala sesuatu perolehan menjadi sia-sia bila hidup di luar Tuhan.