Rabu 31 Desember 2025
PELOPOR YANG TERLUPAKAN
Bacaan Sabda : Matius 11:2-5
“Yesus menjawab mereka: ”Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat” (Matius 11:4)
Yohanes Pembaptis adalah tokoh penting dalam kemunculan Yesus ke publik untuk mengawali karya penyelamatan-Nya. Ia adalah pelopor yang dipersiapkan Allah sebagai perintis jalan bagi kedatangan Yesus ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari maut sebagai hukuman atas dosa. Namun, Yohanes adalah pelopor sejati yang bersedia dilupakan. Pelopor sejati biasanya tidak meminta untuk dihormati, tetapi siap disepelekan dan rela dilupakan.
Matius mencatat bahwa keberadaan Yohanes Pembaptis di penjara perlu dituliskan dan diberitakan karena sangat berguna untuk dipahami oleh Gereja sepanjang zaman. Saat Yohanes berada di penjara, tidak ada yang mengunjunginya, termasuk Yesus. Justru Yohaneslah yang mengutus murid-muridnya untuk mempertanyakan apakah Yesus adalah Mesias atau apakah mereka harus menunggu yang lain. Walaupun Yesus tidak langsung menjawabnya, Yohanes sangat percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Keyakinan itu membuatnya tenang dan siap menghadapi segala kemungkinan.
Dalam hal ini sangat jelas bahwa Yohanes Pembaptis tidak mengharapkan penghargaan, karena ia telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Ia sangat memahami bahwa dirinya harus semakin kecil dan dilupakan, sementara Yesuslah yang semakin besar dan dimuliakan. Pada akhirnya, Yohanes dibawa keluar dari penjara atas perintah Herodes untuk dibunuh dengan cara dipenggal.
Dari perjalanan hidup dan pelayanan Yohanes Pembaptis ini, dapat disimpulkan bahwa siapa pun yang dipakai Allah sebagai seorang pelopor atau pionir gereja lokal harus siap untuk dilupakan. Hal itu penting karena membuka atau menanam gereja bukanlah tentang siapa yang menanam, tetapi tentang untuk siapa gereja itu dibuka—yaitu untuk Tuhan, demi kemuliaan-Nya, serta demi terbentuknya sebuah komunitas yang bersekutu bagi kemuliaan nama Tuhan.
Ketika sebuah gereja lokal telah tertanam dan berdiri, gereja itu pasti akan melintasi proses sejarah yang terus berjalan tanpa dapat dihentikan, bersamaan dengan pergantian generasi. Dengan demikian, harus ada kesiapan untuk alih generasi sesuai proses dan pimpinan Tuhan. Para pendahulu atau pelopor cukup merasa bangga dan bersyukur karena apa yang mereka mulai terus berkembang, nama Tuhan dimuliakan, dan mereka pun siap untuk dilupakan. MT
Hargai jasa para pendahulu tanpa harus menuntut jasamu kelak dihargai.








