Jumat 19 Desember 2025
HAI MARI BERHIMPUN
Bacaan Sabda : Lukas 2:8-20
“Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Lukas 2:10-11)
Penulis pernah menyaksikan sebuah tablo Natal yang sangat menyentuh. Yusuf dan Maria digambarkan sedang berada di kandang domba; di hadapan mereka terdapat palungan tempat bayi Yesus terbaring pulas. Tiba-tiba sekelompok malaikat datang, disertai cahaya warna-warni yang memancarkan suasana surgawi. Tidak lama kemudian, para gembala datang dan sujud menyembah Sang Bayi Kudus. Saat para gembala berlutut, sekelompok orang majus masuk dan mempersembahkan hadiah-hadiah mereka.
Ketika semuanya berkumpul mengelilingi palungan, mereka bersama-sama mengumandangkan kidung Natal “Hai Mari Berhimpun”, yang diaransemen dengan harmoni indah dan menyentuh hati para pendengar. Lagu ini berhasil membawa suasana ibadah yang penuh sukacita dan penyembahan.
Kidung “Hai Mari Berhimpun” telah digubah ratusan tahun yang lalu. Dalam waktu yang lama, nama penggubahnya tidak diketahui. Baru setelah Perang Dunia II, sekitar tahun 1946, seorang pendeta Inggris bernama Dr. Maurice Frost menemukan naskah aslinya yang berjudul “Adeste Fideles.” Setelah dilakukan penelitian, disimpulkan bahwa lagu ini digubah oleh John Francis Wade, seorang guru di sekolah Katolik berbahasa Inggris di Douai, Prancis, sekitar tahun 1743
Sesuai dengan judulnya, kidung ini adalah ajakan untuk berhimpun dan bersekutu.Pertama, ajakan untuk datang ke Betlehem, melihat dan menyembah Yesus. Kedua, ajakan untuk mengakui bahwa Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia. Ketiga, ajakan untuk bergabung bersama para malaikat memuliakan Allah dan menaikkan pujian bagi-Nya. Dan akhirnya, kidung ini juga merupakan ajakan untuk hidup dalam damai, memberi salam kasih kepada Allah dan kepada sesama.
Ratusan tahun telah berlalu, namun harmonisasi lagu ini beserta pesannya tetap relevan dan menggugah hati. Kidung Natal ini mengajak kita untuk membangun hubungan yang benar dengan Allah dan sesama. Dalam hubungan dengan Allah, kita diajak untuk menyembah dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dalam hubungan dengan sesama, kita diajak untuk memberi salam damai dan hidup dalam persekutuan kasih Kristus.
Kiranya semangat kidung ini terus bergema dalam hati kita — mengundang semua orang datang dan menyembah Raja yang telah lahir. MT
Natal membangun kebersamaan melalui hidup damai dengan Allah dan sesama.








