Kamis 04 Desember 2025
CIPTAAN TAK MENGENAL PECIPTANYA
Bacaan Sabda : Yohanes 1:8-9
“Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.” (Yohanes 1:8-9)
Dunia dan segala isinya adalah ciptaan Allah. Tentu jumlah dan luas ciptaan itu tak terhingga, namun Penciptanya hanya satu, yaitu Allah yang esa. Walaupun ciptaan itu begitu rumit dan beragam, Sang Pencipta menatanya dengan sempurna, sehingga dalam kendali-Nya semua berjalan teratur, indah, dan harmonis.
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia. Ia diciptakan untuk menjadi penyembah Allah agar terjalin hubungan yang akrab antara Pencipta dan ciptaan-Nya. Kepada manusia, Allah menganugerahkan akal, roh, dan kebebasan untuk memilih. Namun sayangnya, manusia memilih untuk memberontak kepada Allah. Akibatnya, hubungan antara Pencipta dan ciptaan yang semula mulia itu menjadi terputus. Ciptaan yang mulia kehilangan kemuliaannya, tetapi Sang Pencipta tetap Mahamulia.
Ketika Sang Pencipta yang Mahamulia itu meninggalkan kemuliaan-Nya dan datang ke dunia, Yohanes menyebut-Nya sebagai Terang. Yesus adalah Sang Pencipta itu, dan Ia juga adalah Terang yang datang untuk menerangi kehidupan manusia, ciptaan-Nya sendiri.
Yesus Kristus datang untuk menerangi setiap manusia, agar mereka mengenal kebenaran dan percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sebagai Terang dunia, Yesus memberi kesempatan kepada semua orang untuk menggunakan kebebasannya — untuk memilih percaya atau tidak percaya kepada-Nya.
Namun, ternyata banyak di antara ciptaan-Nya yang tidak segera mengenal Dia. Yohanes menulis, “Dunia tidak mengenal-Nya”, yang berarti bahwa secara umum masyarakat tidak mengenal Yesus, walaupun Ia telah menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan melalui perkataan-Nya secara langsung dan juga melalui penggenapan nubuat para nabi.
Untuk meyakinkan dunia bahwa Ia adalah Tuhan, Yesus melakukan banyak hal yang bersifat adikodrati — perkara-perkara yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia. Bukan hanya itu, dalam kehidupan-Nya sebagai manusia, Ia hidup tanpa dosa dan tanpa kesalahan. Hal itu membuktikan bahwa meskipun Ia datang dalam wujud manusia, Ia tetap Allah yang sejati.
Ketika ciptaan-Nya tidak mengenal-Nya, Ia tetap Pencipta. Ketika manusia menolak keilahian-Nya, Ia tetap Tuhan. Masalah sesungguhnya bukan pada Sang Pencipta, melainkan pada ciptaan yang tidak mengenal Penciptanya, dan pada umat yang tidak mengenal Tuhan-Nya. MT
Yesus adalah Sang Pencipta yang rindu dikenal oleh ciptaan-Nya yang mau mengenal-Nya.








