Minggu 30 November 2025
TANGGAPAN YANG BENAR DALAM PERSAUDARAAN
Bacaan Sabda : Kisah 15:35-41
“Tetapi Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia; mereka dan banyak orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan.” (Kisah Para Rasul 15:35)
Allah lebih tertarik pada bagaimana kita merespons hal-hal yang mengecewakan kita daripada pada kekecewaan itu sendiri. Sebab, sesungguhnya permasalahan hidup kita tidak datang dari luar, melainkan dari dalam diri kita sendiri—dari ketidaksiapan dan ketidakbijaksanaan kita dalam merespons masalah yang muncul.
Ada seorang ibu yang sangat bersemangat menjangkau jiwa bagi Kristus. Melalui kesaksian dan pelayanannya, ratusan orang telah dibawa kepada Kristus. Namun, di tengah semangat pelayanannya itu, suaminya jatuh ke dalam dosa moral karena berselingkuh dengan seorang gadis muda. Ibu itu pun sangat kecewa dan berhenti bersaksi.
Suaminya kemudian menyesal atas kesalahannya, bertobat, dan memohon maaf kepada istrinya. Namun, sang istri menolak untuk memaafkan dan malah menyalahkan Tuhan. Ia berkata, “Tuhan, aku sudah setia kepada-Mu, mengapa Engkau tidak setia kepadaku?” Kekecewaan itu mengeraskan hatinya, hingga akhirnya ia meninggal dalam keadaan pahit. Ibu yang dahulu berhasil membawa ratusan orang kepada hidup kekal, pada akhirnya sendiri tidak lagi berjalan menuju hidup kekal (1 Korintus 9:27).
Pembacaan Alkitab hari ini menceritakan tentang perselisihan yang terjadi antara Barnabas dan Paulus, yang berawal dari perbedaan sikap mereka terhadap Markus. Kadang-kadang, perselisihan juga terjadi di antara orang-orang percaya yang sama-sama mengasihi Tuhan.
Ketika perselisihan muncul, Tuhan memperhatikan respons kita terhadap perselisihan itu—bukan semata-mata perbedaan pendapatnya. Sebab, perselisihan adalah hal yang wajar dan manusiawi. Kadang-kadang, perselisihan dapat segera diselesaikan; tetapi bila terasa sulit, lebih baik masing-masing tetap memegang pendapat dan prinsipnya, sambil memberi ruang bagi Allah untuk bekerja sesuai dengan kehendak-Nya dalam hidup setiap anak-Nya yang terlibat.
Seperti Paulus dan Barnabas, yang masing-masing melanjutkan pelayanannya tanpa kepahitan dan tanpa permusuhan. Bahkan, dalam Kolose 4:10 dijelaskan bahwa Paulus akhirnya kembali bersahabat dengan Markus. MT
Merespon kejahatan orang lain dengan kekecewaan harus dihindari karena sangat melumpuhkan kehidupan iman.








