Minggu 16 November 2025
ALLAH TRITUNGGAL
Bacaan Sabda : Kejadian 1:1
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)
Kebenaran tentang Allah Tritunggal adalah topik yang sangat sukar dipahami. Seorang teolog pernah berkata, “Jika engkau mencoba menjelaskan Allah Tritunggal secara tuntas, engkau bisa menjadi gila. Tetapi jika engkau bersikap masa bodoh, apalagi menyangkal-Nya, engkau akan kehilangan nyawa.” Kebenaran utama yang perlu kita pegang adalah bahwa dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, Alkitab selalu menegaskan bahwa Allah itu Esa. Tidak ada satu ayat pun yang mengatakan bahwa Allah itu tiga.
Istilah “Tritunggal” sendiri memang tidak terdapat secara langsung di dalam Alkitab. Namun, Alkitab dengan jelas menyatakan keesaan Allah: Ulangan 6:4: “Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa.” Yesaya 45:5: “Kecuali Aku, tidak ada Allah.” 1 Korintus 8:4: “Tidak ada Allah yang lain daripada Allah yang esa.” Hanya ada satu Allah yang benar, dan Allah yang benar itu adalah Allah bagi seluruh manusia—bukan Allah dari agama tertentu saja. Namun, Alkitab juga menjelaskan bahwa Allah yang Esa itu terdiri dari tiga pribadi yang berbeda, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Bagi banyak orang, hal ini sulit dipahami sehingga sering menjadi bahan gurauan atau ejekan. Tetapi kita tidak perlu ragu, karena Allah itu transenden, artinya berbeda dan unik.
Sebutan “esa” bagi Allah tentu berbeda dengan “satu” dalam pengertian ciptaan. Bahkan dalam hal kebendaan pun, istilah “satu” memiliki ukuran yang berbeda—misalnya, satu liter air berbeda dengan satu butir telur. Maka, pengertian “satu” bagi Allah pun bukan dalam arti matematis, melainkan dalam arti kesatuan ilahi yang tidak terpisahkan. Alkitab menjelaskan bahwa Allah yang Esa itu adalah Allah Tritunggal: tiga pribadi yang berbeda, tetapi berada dalam satu kesatuan yang manunggal dan tidak terpisahkan.
Bapa bukan Anak, Anak bukan Roh Kudus, dan Roh Kudus bukan Bapa. Namun, Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Pluralitas (kejamakan) Allah juga tampak dalam kisah penciptaan. Kejadian 1:26: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” Kejadian 1:1: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
Kata Allah dalam ayat tersebut berasal dari kata Elohim (bahasa Ibrani), yang merupakan bentuk jamak tetapi juga dipakai dalam makna tunggal. Walaupun ada kelompok tertentu yang menyerang kekristenan karena ajaran Tritunggal, kita tidak perlu berusaha merasionalisasi ajaran ini agar diterima semua pihak. Yang terpenting adalah percaya kepada Firman Allah, bukan kepada pendapat manusia. Mengenal Allah harus sesuai dengan berita Firman Allah, bukan menurut definisi atau pemikiran manusia. MT
Allah Tritunggal adalah kesimpulan Alkitab bukan pemikiran manusia.





